Kabar tentang adanya penyadapan terhadap delegasi Indonesia yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menghadiri pertemuan puncak G-20 di London, Inggris, pada April 2009 juga membuat sibuk Badan Intelijen Negara (BIN). Namun BIN memilih untuk berhati-hati menanggapi kabar ini.
"Saya berharap kita tidak sepenuhnya percaya kepada berita itu. Itu berita sepihak, sehingga memerlukan klarifikasi juga dari pihak lain," jelas Kepala BIN Marciano Norman usai menghadiri sidang kabinet paripurna yang membahas RAPBN 2014 di Istana Presiden, Jakarta, Senin (29/7/2013).
Kendati demikian, bukan berarti BIN diam saja dengan adanya kabar ini. BIN telah mengkontak pihak intelijen Inggris. "Kita juga berkomunikasi dengan (pihak intelijen) negara-negara tersebut untuk mencari informasi sebenarnya. Jadi ini sedang proses sekarang," tegas Norman.
Etika dalam hubungan internasional selama ini, lanjut Norman, di mana pun kunjungan seorang kepala negara atau kepala pemerintahan di sebuah negara, harus ada jaminan keamanan. "Tidak hanya keamanan kegiatan. Juga keamanan pemberitaan dan informasi harus jadi perhatian semua pihak," tegasnya.
Pada sisi lain, Norman menyadari pemerintah juga harus berupaya semaksimal mungkin untuk selalu mengevaluasi sistem kemanan yang ada, sehingga tak terjadi kebocoran yang tak perlu.
"Saat ini sangat cepat perkembangan teknologi, sehingga kita harus selalu berada pada posisi mengimbangi. Kalau tidak, informasi kita akan mudah diambil," tutup Marciano. (Riz/Ism)
SBY Disadap, BIN Kontak Intelijen Inggris
Kepala BIN Marciano Norman memilih untuk berhati-hati menanggapi kabar ini.
Advertisement