Warga asli Kupang, Nusa Tenggara Timur, Fatimah (29), merelakan dirinya beserta anaknya yang baru berusia 8 tahun tidur di Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Selain, menghindari berdesakan, dirinya beralasan sudah tidak sabar untuk menuju kampung halamannya.
"Dah mau mudik ke Kupang mau cepat bertemu keluarga. Saya beli tiket buat tanggal 3 Agustus nanti. 1 tiketnya Rp 465 ribu," kata Fatimah, Selasa (30/7/2013).
Fatimah yang menjadi transmigran di Palembang bersama sang suami ini mengaku sudah 6 tahun tidak pulang ke Kupang. Ia beserta keluarganya tetap merasa nyaman sekalipun harus tidur beralasan koran.
"Suami saya bertani di Palembang. Setiap hari saya mandi bayar Rp 2 ribu. Saya baru pertama kali mudik semenjak di Palembang," tambah Fatimah.
Fatimah yang sudah bermalam selama 4 hari itu, mengaku menikmati rute perjalanan mudiknya. Pasalnya, dirinya dan keluarganya terbiasa menempuh perjalanan mudik lewat jalur laut.
"Dari Palembang saya tanggal 24 sampai Tanjung Priok tanggal 25. Jadi sebenarnya di sini hanya transit. Di sini (pelabuhan) juga bersih kok. Nggak diusir dan dimarahin juga. Kalo naik pesawat tiketnya juga mahal kan," pungkas Fatimah.
Pantauan Liputan6.com, arus mudik melalui jalur laut belum tampak di 10 hari menjelang Lebaran. Hal tersebut terlihat dari masih sepinya antrean penumpang.
Tak hanya itu, ruang pembelian tiket juga terlihat lenggang. Hanya beberapa calon penumpang yang membawa turut serta keluarganya menanti kedatangan kapal yang akan mengangkutnya. Keramaian penumpang diprediksi akan memuncak pada H-7 atau tepatnya 2 Agustus nanti. (Mut)
"Dah mau mudik ke Kupang mau cepat bertemu keluarga. Saya beli tiket buat tanggal 3 Agustus nanti. 1 tiketnya Rp 465 ribu," kata Fatimah, Selasa (30/7/2013).
Fatimah yang menjadi transmigran di Palembang bersama sang suami ini mengaku sudah 6 tahun tidak pulang ke Kupang. Ia beserta keluarganya tetap merasa nyaman sekalipun harus tidur beralasan koran.
"Suami saya bertani di Palembang. Setiap hari saya mandi bayar Rp 2 ribu. Saya baru pertama kali mudik semenjak di Palembang," tambah Fatimah.
Fatimah yang sudah bermalam selama 4 hari itu, mengaku menikmati rute perjalanan mudiknya. Pasalnya, dirinya dan keluarganya terbiasa menempuh perjalanan mudik lewat jalur laut.
"Dari Palembang saya tanggal 24 sampai Tanjung Priok tanggal 25. Jadi sebenarnya di sini hanya transit. Di sini (pelabuhan) juga bersih kok. Nggak diusir dan dimarahin juga. Kalo naik pesawat tiketnya juga mahal kan," pungkas Fatimah.
Pantauan Liputan6.com, arus mudik melalui jalur laut belum tampak di 10 hari menjelang Lebaran. Hal tersebut terlihat dari masih sepinya antrean penumpang.
Tak hanya itu, ruang pembelian tiket juga terlihat lenggang. Hanya beberapa calon penumpang yang membawa turut serta keluarganya menanti kedatangan kapal yang akan mengangkutnya. Keramaian penumpang diprediksi akan memuncak pada H-7 atau tepatnya 2 Agustus nanti. (Mut)