Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berdialog dengan perwakilan Pedagang Kaki Lima (PKL) Tanah Abang saat didemo ratusan PKL. Dalam pertemuan itu, para pedagang yang memenuhi badan jalan itu mengaku enggan dipindahkan lagi ke dalam gedung (Blok G) karena trauma masa lalu.
Mereka mengaku pernah berdagang di Blok A namun terpaksa keluar karena tak mampu bayar sewa mahal kios akibat swastanisasi Blok A. Saat itu Blok A dikelola PT Primayana Djan International (PT PDI).
"Kemarin saya ketemu 5-6 orang. Mereka asli pedagang. Mereka bisa tunjukin tokonya. Dulu mereka pernah tersingkir di Blok A lantai 12, tapi pindah. Artinya waktu pasar jadi bagus, yang harga murah itu dibuang ke atas. Yang mampu beli mahal dipindah ke bawah," kata Ahok di Balaikota, Selasa (30/7/2013).
Ia menjelaskan akibat swastanisasi itu harga kios Tanah Abang menjadi miliaran rupiah harganya. "Pedagang kecil mana sanggup? Makanya kesalahan PD Pasar Jaya selalu kerjasama dengan swasta. Jualnya (kios) mahal kan? Nah, itu yang masalah," jelas Ahok.
Selagi Blok G belum dilepas oleh PD Pasar Jaya kepada pihak swasta, pihaknya ingin mendorong para PKL untuk menempati gedung itu. Sebab telah tersedia sekitar 1.100-1.200 kios.
Di Jakarta, menurut Ahok, yang paling berat adalah penyediaan tempat usaha. Dan Pemprov DKI berniat memberi tempat usaha di Blok G yang lebih layak dan resmi, dibandingkan lapak-lapak di badan jalan. (Adi/Yus)
Ahok: PKL Tanah Abang Trauma Pindah karena Swastanisasi Blok A
"Dulu mereka (PKL Tanah Abang) pernah tersingkir di blok A lantai 12 dan pindah ke jalan karena nggak mampu bayar sewa," kata Ahok.
Advertisement