Sukses

Tantowi: Cuma 20 Dewan yang Kerja di Komisi I, Sisanya `Dekorasi`

Tantowi mengaku dalam Komisi I yang jumlah anggotanya 50 orang, hanya 20 orang saja yang kerja. "Sisanya hanya dekorasi."

Wasekjen Partai Golkar Tantowi Yahya menilai ada kerugian penggunaan sistem suara terbanyak dalam menentukan caleg yang berhak duduk di kursi DPR. Kerugian itu adalah kualitas anggota parlemen yang buruk.

"Terlihat di parlemen sekarang, yang dipilih pada 2009, kita lihat kinerja DPR sekarang kurang," ujar Tantowi  di Jakarta, Selasa (30/7/2013).

Tantowi mengaku pada Komisi I yang jumlah anggotanya 50 orang, hanya 20 orang saja yang kerja. "Jadi sisanya itu hanya dekorasi. Ini sistem yang perlu ditinjau ulang. Penetapan calon harus menggunakan peran keterlibatan parpol kalau tidak pada 2014 penghuninya akan sama saja," katanya.

Solusi yang ditawarkan, lanjut Tantowi, perlunya kaderisasi yang tepat agar masyarakat memilih kader karena kemampuannya, bukan karena partainya.

Sementara itu, Direktur Indikator Burhanuddin Muhtadi juga mendukung langkah peninjauan ulang dalam penggunaan sistem ini. "Harusnya sistem ini ditinjau ulang," imbuh Burhanuddin.

Hasil survei Indikator Politik Indonesia (IPI) menyatakan keterpilihan caleg hanya menumpang popularitas partai. Direktur IPI Burhanuddin Muhtadi mengatakan, angka linier 0,965 (mendekati angka 1) menunjukkan masyarakat lebih memilih partai daripada calon. Sedangkan, angka 0,351 (jauh dari angka 1) menunjukkan masyarakat kurang mengenal calon atau caleg sehingga memilih partai saja.

Hasil penelitian yang dilakukan Burhanuddin mengambil populasi survei dari 45 Dapil (Jawa, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan) yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, dengan jumlah sampel tiap Dapil 400 orang. Margin error dalam survei ini mencapai 4 persen.

Responden dipilih secara random dengan multistage random sampling dan diwawancari tatap muka. Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor, dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. (Ali/Ism)
Video Terkini