Jelang Lebaran, jasa penukaran uang receh bertebaran di sepanjang Jalan Raya Bekasi. Terutama yang mengarah ke Terminal Bekasi atau yang menuju Pulogadung. Ternyata, bisnis musiman penukaran uang 'kaki lima' itu bisa menghasilkan omzet dan laba yang besar.
"Ya, soal keuntungan tergantung transaksi. Dari uang yang ditukar kita bisa negosiasi sama pembeli. Mulai dari 7 persen sampai 10 persen bisa juga lebih," kata Dede (45) yang mangkal di Jalan Raya Bekasi, Rabu (31/7/2013).
Warga yang mengaku tinggal di dekat pintu tol Cakung Timur, sudah menjalankan bisnis jasa ini selama 10 tahun. Namun dirinya enggan menjelaskan laba yang bisa diperolehnya dalam sehari.
"Beragam tiap hari dapat untungnya. Dari Rp 5 juta aja biasanya dapat 500 ribu. Tadi pagi ada yang tukar sampe 50 juta, ya tinggal dikali aja. Saya beli sama orang bank di dalam. Ya, yang pasti yang datang ke saya karena mereka nggak dapat tukeran di bank," ungkap Dede.
Dede tidak khawatir dengan pelaku kejahatan yang berniat merampoknya. Dede mengaku merasa aman karena dirinya tidak sendirian dan hanya berjarak 10 meter dari rekan-rekannya.
Pantauan Liputan6.com, sepanjang jalan raya Bekasi arah Kranji ataupun dari arus sebaliknya berjajar puluhan penawar jasa tukar uang. Uang receh dalam plastik, mulai dari pecahan Rp 2.000, 5000 sampai Rp 20.000 ditawarkan kepada pengguna jalan yang melintas. Tak jarang transaksi penukaran uang ini membuat arus kendaraan terhambat. (Ism/Yus)
"Ya, soal keuntungan tergantung transaksi. Dari uang yang ditukar kita bisa negosiasi sama pembeli. Mulai dari 7 persen sampai 10 persen bisa juga lebih," kata Dede (45) yang mangkal di Jalan Raya Bekasi, Rabu (31/7/2013).
Warga yang mengaku tinggal di dekat pintu tol Cakung Timur, sudah menjalankan bisnis jasa ini selama 10 tahun. Namun dirinya enggan menjelaskan laba yang bisa diperolehnya dalam sehari.
"Beragam tiap hari dapat untungnya. Dari Rp 5 juta aja biasanya dapat 500 ribu. Tadi pagi ada yang tukar sampe 50 juta, ya tinggal dikali aja. Saya beli sama orang bank di dalam. Ya, yang pasti yang datang ke saya karena mereka nggak dapat tukeran di bank," ungkap Dede.
Dede tidak khawatir dengan pelaku kejahatan yang berniat merampoknya. Dede mengaku merasa aman karena dirinya tidak sendirian dan hanya berjarak 10 meter dari rekan-rekannya.
Pantauan Liputan6.com, sepanjang jalan raya Bekasi arah Kranji ataupun dari arus sebaliknya berjajar puluhan penawar jasa tukar uang. Uang receh dalam plastik, mulai dari pecahan Rp 2.000, 5000 sampai Rp 20.000 ditawarkan kepada pengguna jalan yang melintas. Tak jarang transaksi penukaran uang ini membuat arus kendaraan terhambat. (Ism/Yus)