Sukses

Penembakan Ambulans di Papua, DPR: Ini Sangat Biadab

Anggota Komisi I DPR RI Yorrys Raweyai mengaku prihatin dengan penembakan di Puncak Jaya yang menewaskan seorang warga sipil.

Anggota Komisi I DPR RI Yorrys Raweyai mengaku prihatin dengan penembakan ambulans di Puncak Jaya yang menewaskan seorang warga sipil.

"Pertama, saya prihatin dengan kejadian ini. Penembakan ini bukan pertama kali dan sudah sering kali terjadi dari waktu ke waktu, terakhir delapan anggota TNI dan seorang Kopasus," kata Yorrys, Kamis (1/8/2013).

Pernyataan legislator Senayan ini menyusul penembakan yang dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata di Papua, Rabu 31 Juli, dengan menghadang mobil ambulans yang mengangkut warga Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya dan harus dievakuasi ke Mulia di sekitar kawasan "Puncak Senyum".

Penembakan itu menyebabkan Heri Yoman (32 tahun) tewas, sedang dua rekannya mengalami luka tembak.

Menurut Yorrys, penembakan tersebut patut disayangkan sekali karena yang ditembak adalah ambulans yang sedang membawa orang sakit untuk mendapatkan pertolongan yang lebih intensif.

"Yang perlu dilihat ada orang sakit sedang dievakuasi oleh ambulans lalu ditembak. Pertanyaannya, kok bisa?," ujarnya.

Yorrys yang terkenal sangat vokal dalam menyuarakan ketidakadilan di Tanah Papua, mengaku penembakan tersebut bisa dikatakan tidak berperikemanusiaan.

"Ambulans itu-kan ada simbol palang merah, kok bisa ditembak? Ini sangat biadab sekali," tegasnya.

Untuk itu, Yorrys berharap TNI dan Polri yang ada di daerah tersebut segera mengejar dan mencari pelaku penembakan tersebut. "TNI bersama Polri harus lakukan investigasi secepatnya, siapa pelaku dibalik ini," kecamnya.

Sekitar pukul 12.00 WIT, mobil ambulans bernopol DS 5800 PJ milik RSUD Mulia, Kabupaten Puncak Jaya berangkat menuju Tingginambut karena ada orang sakit yang harus dievakuasi. Ambulans tersebut dikemudikan oleh Darson Wonda dan seorang mantri Frits Baranzano. Kurang lebih 1 jam kemudian, ambulans tersebut kembali dari Tingginambut dengan membawa pasien menuju ke RSUD Mulia.

Ketika melewati Distrik Tanobaa Puncak Senyum, ambulans dihadang dan diberondong peluru oleh GPK sebanyak 5 kali dari arah ketinggian sebelah kanan ke arah mobil bagian depan sebelah kanan. Akibatnya, Heri Yoman (18) tewas dengan luka tembak di dada sebelah kiri, pipi kanan dan mulut. Sedangkan Darson Wonda, sopir ambulans mengalami luka tembak pada lengan sebelah kiri dan Mantri Frits Baransano mengalami luka tembak pada lengan dan pinggang sebelah kanan. (Ant/Alv)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini