Aksi premanisme di kawasan Tanah Abang tak hanya dilakukan dengan modus pemalakan terhadap PKL berdalih keamanan. Dari penangkapan dan pendataan Subdit Jatanras dan Ranmor Polda Metro Jaya terhadap 48 preman, diketahui para preman itu memiliki pembagian tugas.
"Seperti ada yang lewat. Walau tidak parkir tapi dimintai uang. Uang jalur (katanya), seperti mereka yang memiliki jalur tersebut," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Slamet Riyanto di Jakarta, Kamis (1/8/2013).
Selain itu, petugas juga mendapatkan preman yang bertugas seperti timer yang memungut uang dari sopir angkot yang mencari penumpang di Tanah Abang.
Slamet menuturkan, sterilisasi preman di Tanah Abang dilakukan karena lokasi itu hendak dijadikan pemerintah DKI Jakarta sebagai tempat nyaman untuk berbelanja dan jauh dari kesan kumuh.
"Itu daerah grosir, yang beberapa pengunjung ada dari luar Jawa. Orang Malaysia juga senang belanja di sini. Itu daerah ekonomi yang harus diamankan," ujar Slamet. (Ali/Sss)
"Seperti ada yang lewat. Walau tidak parkir tapi dimintai uang. Uang jalur (katanya), seperti mereka yang memiliki jalur tersebut," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Slamet Riyanto di Jakarta, Kamis (1/8/2013).
Selain itu, petugas juga mendapatkan preman yang bertugas seperti timer yang memungut uang dari sopir angkot yang mencari penumpang di Tanah Abang.
Slamet menuturkan, sterilisasi preman di Tanah Abang dilakukan karena lokasi itu hendak dijadikan pemerintah DKI Jakarta sebagai tempat nyaman untuk berbelanja dan jauh dari kesan kumuh.
"Itu daerah grosir, yang beberapa pengunjung ada dari luar Jawa. Orang Malaysia juga senang belanja di sini. Itu daerah ekonomi yang harus diamankan," ujar Slamet. (Ali/Sss)