Kasus perampokan rumah mewah di Perumahan Citra 2, Kalideres, Jakarta Barat, yang diduga melibatkan 2 anggota TNI berinisial DS dan AS, terus diselidiki polisi. Petugas juga menangkap 2 anggota komplotan perampok yang merupakan residivis kasus serupa, berinisial MT dan AD.
Pelaku MT mengaku sudah 2 bulan terakhir beraksi bersama komplotannya. Sebelum menjadi perampok, MT mengaku pernah bekerja sebagai sopir angkot.
"Pekerjaan saya sebelumnya cuma sopir angkot. Duitnya sedikit," kata MT yang ditahan di Polres Jakarta Barat, Kamis (1/8/2013).
MT menambahkan selama 2 bulan menjadi perampok, dirinya sudah 6 kali beraksi. "Setiap beraksi, biasanya rame-rame. Antara 6 sampai 8 orang. Tugas saya selalu jadi supir," imbuh MT.
MT menambahkan, usai merampok, dirinya beserta kawanannya selalu menyetor hasil rampokannya itu ke seorang pria berinisial R.
"Setelah setor ke R, baru nanti kita dapat upah. Upahnya juga dibagi-bagi. Saya biasa kebagian Rp 1 juta sampai Rp 5 juta setiap habis merampok," jelas MT.
Ia menambahkan jumlah uang yang besar itu membuatnya tergiur dan semakin terperosok ke sindikat perampokan yang sudah berjalan selama 2 tahun itu.
"Awalnya ada teman ngajakin saya ngelakuin ini. Karena istri dan 2 anak saya selama ini susah hidup, saya terima saja ajakannya," tukas MT yang kini harus meringkuk di dalam sel tahanan Polres Jakarta Barat itu.
Anggota TNI
Dalam penyergapan yang dilakukan Polres Jakarta Barat, petugas juga menangkap 2 anggota TNI, DS dan AS. Keduanya diduga bagian dari 6 anggota komplotan perampok di Perumahan Citra 2, Blok B2, Kedaung, Kalideres, Jakarta Barat, Selasa 9 Juli lalu. 1 Orang diduga pimpinan komplotan berinisial S masih buron.
"Si S ini yang memimpin. Dia merekrut pelaku-pelaku lain. Karena setiap pelaku mengaku tidak ada yang kenal satu sama lain," jelas Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Hengki Haryadi di Jakarta Barat. (Adi)
Pelaku MT mengaku sudah 2 bulan terakhir beraksi bersama komplotannya. Sebelum menjadi perampok, MT mengaku pernah bekerja sebagai sopir angkot.
"Pekerjaan saya sebelumnya cuma sopir angkot. Duitnya sedikit," kata MT yang ditahan di Polres Jakarta Barat, Kamis (1/8/2013).
MT menambahkan selama 2 bulan menjadi perampok, dirinya sudah 6 kali beraksi. "Setiap beraksi, biasanya rame-rame. Antara 6 sampai 8 orang. Tugas saya selalu jadi supir," imbuh MT.
MT menambahkan, usai merampok, dirinya beserta kawanannya selalu menyetor hasil rampokannya itu ke seorang pria berinisial R.
"Setelah setor ke R, baru nanti kita dapat upah. Upahnya juga dibagi-bagi. Saya biasa kebagian Rp 1 juta sampai Rp 5 juta setiap habis merampok," jelas MT.
Ia menambahkan jumlah uang yang besar itu membuatnya tergiur dan semakin terperosok ke sindikat perampokan yang sudah berjalan selama 2 tahun itu.
"Awalnya ada teman ngajakin saya ngelakuin ini. Karena istri dan 2 anak saya selama ini susah hidup, saya terima saja ajakannya," tukas MT yang kini harus meringkuk di dalam sel tahanan Polres Jakarta Barat itu.
Anggota TNI
Dalam penyergapan yang dilakukan Polres Jakarta Barat, petugas juga menangkap 2 anggota TNI, DS dan AS. Keduanya diduga bagian dari 6 anggota komplotan perampok di Perumahan Citra 2, Blok B2, Kedaung, Kalideres, Jakarta Barat, Selasa 9 Juli lalu. 1 Orang diduga pimpinan komplotan berinisial S masih buron.
"Si S ini yang memimpin. Dia merekrut pelaku-pelaku lain. Karena setiap pelaku mengaku tidak ada yang kenal satu sama lain," jelas Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Hengki Haryadi di Jakarta Barat. (Adi)