Sukses

Konvensi Demokrat karena Kasus Anas? Marzuki: Muda Bukan Ukuran

Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie tak sependapat dengan Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman.

Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman membeberkan konvensi capres yang digelar partainya 'sedikit terpaksa' setelah kehilangan sosok Anas Urbaningrum, yang digadang-gadang maju sebagai capres. Namun,  Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie tak sependapat.

"Konvensi ini justru memberi ruang Demokrasi bagi kader untuk menunjukkan kesiapannya ke publik, bahwa Demokrat punya capres yang bisa diandalkan," kata Marzuki dalam pesan singkatnya di Jakarta, Jumat (2/8/2013).

Menurut Ketua DPR itu, selama ini kader bersifat pasif terkait capres karena semuanya menunggu titah SBY sebaga Ketua Umum PD. Dia berkata bahwa beberapa kali SBY meminta kader untuk berkampanye, tapi tidak direspons. Sehingga, ruang ini dibuka agar kader tidak ragu-ragu untuk menyatakan kesiapannya menjadi presiden.

"Muda bukan ukuran untuk siap menjadi presiden, tapi muda dengan track record yang membuktikan kapasitas, kompetensi, karakter, integritas yang kita usung sebagai capres," ujar Marzuki.

Bahkan, menurut dia, di Indonesia belum lazim bahwa yang bukan Ketua Umum partai diberi ruang untuk maju sebagai capres. "Biasanya ruang itu dipakai sendiri oleh Ketumnya," ucapnya.

"Suatu keterpaksaan artinya dilaksanakan tanpa rencana. Semua sadar di PD cukup banyak kader, tapi apakah kader ini bisa diterima masyarakat, maka konvensi ini ujiannya," jelas Marzuki.

Kemarin Hayono Isman mengatakan, saat elektabilitas tinggi, Partai Demokrat telah mempersiapkan Anas Urbaningrum untuk menjadi Calon Presiden. "Masyarakat juga sepertinya maunya begitu," imbuh Hayono.

Namun, lanjut dia, dengan terseretnya Anas Urbaningrum dalam kasus korupsi Hambalang, Partai Demokrat seperti kehilangan sosok yang diunggulkan. "Apalagi Pak SBY sudah mau lengser," ujarnya. (Mut/Ism)