Aksi penembakan kembali terjadi di Papua, tepatnya di Puncak Senyum, Kabupaten Puncak Jaya, Rabu 31 Juli 2013. Sasarannya sebuah mobil ambulans yang sedang membawa orang sakit.
Seorang warga sipil bernama Heri Yoman dinyatakan tewas dalam insiden nahas itu, sedang tiga lainnya luka-luka. Pihak intelijen menilai insiden serupa akan terus terjadi selama Organisasi Papua Merdeka (OPM) masih ada.
"Selama OPM masih ada, jatuh korban akan tetap ada," tegas Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (2/8/2013).
Karena itu, Norman berharap aparat keamanan meningkatkan kesiapan dan kesiagaan di lapangan, karena ini yang menjadi kunci dari terus terjadinya penyerangan. Di Papua itu mereka selalu melihat yang lengah. Jika ada prajurit yang lengah, itu berpotensi menjadi korban," jelasnya.
Untuk motif, Norman melihat OPM ini selalu mencari keuntungan dalam setiap targetnya. Seperti dalam contoh aksi terakhir. "Mereka lihat-lihat dulu penumpang yang kira-kira bisa memberi nilai, satu orang bisa dihargai berapa," ujarnya.
Motif lainnya, lanjut Norman, adalah untuk memperlihatkan keberadaan organisasi mereka. "Dia ingin memperlihatkan eksistensi, bahwa mereka selalu ada," imbuhnya.
Karena itu, bagi Norman yang terpenting saat ini adalah bagaimana kesiapan dan kondisi aparat keamanan di Papua yang harus selalu prima. "Kita harus mendorong aparat keamanan untuk terus tampil dengan kondisi yang terbaik. Aparat keamanan di Papua harus melaksanakan pengamanan sebaik-baiknya," jelasnya.
Kendati demikian, Norman tak setuju jika jumlah aparat keamanan di Papua ditambah. "Saya tidak melihat adanya alasan untuk menambah jumlah aparat keamanan," pungkasnya. (Ary/Ism)
Seorang warga sipil bernama Heri Yoman dinyatakan tewas dalam insiden nahas itu, sedang tiga lainnya luka-luka. Pihak intelijen menilai insiden serupa akan terus terjadi selama Organisasi Papua Merdeka (OPM) masih ada.
"Selama OPM masih ada, jatuh korban akan tetap ada," tegas Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (2/8/2013).
Karena itu, Norman berharap aparat keamanan meningkatkan kesiapan dan kesiagaan di lapangan, karena ini yang menjadi kunci dari terus terjadinya penyerangan. Di Papua itu mereka selalu melihat yang lengah. Jika ada prajurit yang lengah, itu berpotensi menjadi korban," jelasnya.
Untuk motif, Norman melihat OPM ini selalu mencari keuntungan dalam setiap targetnya. Seperti dalam contoh aksi terakhir. "Mereka lihat-lihat dulu penumpang yang kira-kira bisa memberi nilai, satu orang bisa dihargai berapa," ujarnya.
Motif lainnya, lanjut Norman, adalah untuk memperlihatkan keberadaan organisasi mereka. "Dia ingin memperlihatkan eksistensi, bahwa mereka selalu ada," imbuhnya.
Karena itu, bagi Norman yang terpenting saat ini adalah bagaimana kesiapan dan kondisi aparat keamanan di Papua yang harus selalu prima. "Kita harus mendorong aparat keamanan untuk terus tampil dengan kondisi yang terbaik. Aparat keamanan di Papua harus melaksanakan pengamanan sebaik-baiknya," jelasnya.
Kendati demikian, Norman tak setuju jika jumlah aparat keamanan di Papua ditambah. "Saya tidak melihat adanya alasan untuk menambah jumlah aparat keamanan," pungkasnya. (Ary/Ism)