Kepadatan arus mudik mulai terasa pada H-6 Lebaran. Di depan Pintu Tol Cikopo terlihat antrean kendaraan yang padat merayap. Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Suhardi Alius menjelaskan lonjakan arus mudik terasa tiap 30 menit.
"Dalam tempo setengah jam, arus kendaraan bermotor naik 2.000," ujar Suhardi saat berbincang dengan Liputan6.com di Cikampek, Jawa Barat, Jumat (2/8/2013).
Untuk mengawasi lonjakan kendaraan bermotor para pemudik, Polda Jawa Barat bekerja sama dengan perusahaan swasta, LEN Industry. Polda Jabar bersama LEN Industry menggunakan program Automatic Traffic Counting System (ATCS).
"Ini pertama kali kita kerja sama, untuk memantau kendaraan secara real dan untuk melawan kemacetan," katanya.
Hingga saat ini, lanjut mantan Kadiv Humas Polri ini, jumlah kendaraan bermotor yang melintas mengarah ke jalur Pantura sudah 20.022 dan jumlahnya terus bertambah. Suhardi juga mengimbau agar para pemudik mulai berangkat dari sekarang.
"Agar semua jalur tidak menumpuk dekat hari H Lebaran," anjur Suhardi.
Pantauan Liputan6.com di lokasi, antrean mengular sepanjang 500 meter. Hal ini menjadi kesempatan bagi para pedagang kaki lima (PKL) untuk menjual makanan dan minuman ringan untuk berbuka puasa. (Frd/Sss)
"Dalam tempo setengah jam, arus kendaraan bermotor naik 2.000," ujar Suhardi saat berbincang dengan Liputan6.com di Cikampek, Jawa Barat, Jumat (2/8/2013).
Untuk mengawasi lonjakan kendaraan bermotor para pemudik, Polda Jawa Barat bekerja sama dengan perusahaan swasta, LEN Industry. Polda Jabar bersama LEN Industry menggunakan program Automatic Traffic Counting System (ATCS).
"Ini pertama kali kita kerja sama, untuk memantau kendaraan secara real dan untuk melawan kemacetan," katanya.
Hingga saat ini, lanjut mantan Kadiv Humas Polri ini, jumlah kendaraan bermotor yang melintas mengarah ke jalur Pantura sudah 20.022 dan jumlahnya terus bertambah. Suhardi juga mengimbau agar para pemudik mulai berangkat dari sekarang.
"Agar semua jalur tidak menumpuk dekat hari H Lebaran," anjur Suhardi.
Pantauan Liputan6.com di lokasi, antrean mengular sepanjang 500 meter. Hal ini menjadi kesempatan bagi para pedagang kaki lima (PKL) untuk menjual makanan dan minuman ringan untuk berbuka puasa. (Frd/Sss)