Jelang Hari Raya Lebaran yang tinggal 4 hari lagi, aktivitas di terminal Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, sudah mulai lengang. Tapi, hari-hari sebelumnya merupakan ajang tukang jasa angkut (porter) pelabuhan untuk mendulang rezeki.
Salah satu porter yang merupakan warga Tanjung Priok, Soleh (47), mengaku kebanjiran rezeki. Ia dapat memperoleh hasil yang lumayan tahun ini dibanding tahun lalu. "Tahun ini sih lumayan, sehari sekarang dapat Rp 100 sampai Rp 150 ribu. Mulai kerja dari jam 7 sampai jam 4 sore," kata Soleh di Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (5/8/2013).
Uang yang diperoleh Soleh tidak semata-mata didapatnya dengan mudah. Selain dirinya tidak mendapat gaji, uang yang didapatnya terkadang tidak sebanding dengan keringatnya.
"Saya gak digaji di sini. Biasanya, sebelum barang calon penumpang saya angkat, nego dulu, Mas. Istilahnya damai lah. Kalau seikhlasnya, ya saya lihat-lihat dulu orangnya. Soalnya kalau semua seikhlasnya, bisa asal-asalan beri upahnya," ungkap Soleh yang mengaku pernah diberi Rp 5 ribu untuk mengangkat 3 koper ke atas kapal.
Bapak 3 anak ini menambahkan, banyaknya mudik gratis melalui pelabuhan Tanjung Priok berdampak langsung untuk penghasilannya. Ia juga mengaku tidak memaksa penumpang untuk diangkat bawaannya.
"Yah, karena banyak mudik gratis, sekarang banyak kan yang buat. Ibaratnya, saya bisa jadi Lebaran deh sama keluarga," ucap Soleh seraya bercanda.
Terakhir, pria kelahiran Jakarta sudah bekerja di Pelabuhan sejak 1986 itu berpesan untuk calon pemudik agar selalu waspada dengan barang bawaannya.
"Saya jujur mau juga ngerasain pulang kampung, kayaknya enak juga ya. Ya, semoga selamat di jalan," pungkas pria yang mengenakan rompi kuning sebagai tanda profesinya. (Tnt/Yus)
Salah satu porter yang merupakan warga Tanjung Priok, Soleh (47), mengaku kebanjiran rezeki. Ia dapat memperoleh hasil yang lumayan tahun ini dibanding tahun lalu. "Tahun ini sih lumayan, sehari sekarang dapat Rp 100 sampai Rp 150 ribu. Mulai kerja dari jam 7 sampai jam 4 sore," kata Soleh di Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (5/8/2013).
Uang yang diperoleh Soleh tidak semata-mata didapatnya dengan mudah. Selain dirinya tidak mendapat gaji, uang yang didapatnya terkadang tidak sebanding dengan keringatnya.
"Saya gak digaji di sini. Biasanya, sebelum barang calon penumpang saya angkat, nego dulu, Mas. Istilahnya damai lah. Kalau seikhlasnya, ya saya lihat-lihat dulu orangnya. Soalnya kalau semua seikhlasnya, bisa asal-asalan beri upahnya," ungkap Soleh yang mengaku pernah diberi Rp 5 ribu untuk mengangkat 3 koper ke atas kapal.
Bapak 3 anak ini menambahkan, banyaknya mudik gratis melalui pelabuhan Tanjung Priok berdampak langsung untuk penghasilannya. Ia juga mengaku tidak memaksa penumpang untuk diangkat bawaannya.
"Yah, karena banyak mudik gratis, sekarang banyak kan yang buat. Ibaratnya, saya bisa jadi Lebaran deh sama keluarga," ucap Soleh seraya bercanda.
Terakhir, pria kelahiran Jakarta sudah bekerja di Pelabuhan sejak 1986 itu berpesan untuk calon pemudik agar selalu waspada dengan barang bawaannya.
"Saya jujur mau juga ngerasain pulang kampung, kayaknya enak juga ya. Ya, semoga selamat di jalan," pungkas pria yang mengenakan rompi kuning sebagai tanda profesinya. (Tnt/Yus)