Ketua DPR RI Marzuki Alie menilai, pemahaman yang keliru tentang agama bisa menyebabkan tindakan kekerasan yang berakibat korban jiwa. Dia juga mencontohkan peristiwa penembakan yang menewaskan Aiptu Dwiyatno (50) di Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu 7 Agustus 2013 kemarin -- di mana muncul dugaan pelakunya adalah teroris.
"Di dunia ini, ada yang suka ada yang tidak suka. Ini persoalan pemahaman, kalau betul-betul umat, atau orang beragama apapun, dia memahami komperehensif dia tidak mau melakukan itu," kata Marzuki usai melaksanakan salat Idul Fitri di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (8/8/2013).
Marzuki menambahkan, salah pemahaman tentang agama bisa menjadi pemicu seseorang melakukan tindak kekerasan.
"Maka harus dilihat latar belakang kenapa orang melakukan itu, latar belakang itu bisa salah pemahaman tentang agama," tambah Marzuki.
Marzuki juga mendesak pihak kepolisian untuk menelusuri motif penembakan tersebut apakah ada kemungkinan mengarah kepada pembunuh bayaran sehingga bisa diantisipasi.
"Yang kedua mengarah pada pembunuh pembayaran. Ke depannya bagaimana kita mengantisipasi hal itu agar tidak terulang lagi dan lebih baik," tutur Marzuki.
Ipda Anumerta Dwiyatno (50) tertembak di bagian kepala belakang dan mengakibatkan korban meninggal. Sampai saat ini pelaku penembakan masih dalam penelusuran pihak kepolisian.
Yang terbaru, penembakan terhadap aparat juga kembali terjadi. Kali ini menimpa seorang petugas Lembaga Pemasyarakatan (Sipir), Wirogunan, Yogyakarta, Agus Susanto (43). Akibat penembakan tersebut, Agus menderita dua luka tembakan dan bagian punggung. Sampai saat ini pelaku juga masih dalam pengejaran pihak berwenang. (Ein)
"Di dunia ini, ada yang suka ada yang tidak suka. Ini persoalan pemahaman, kalau betul-betul umat, atau orang beragama apapun, dia memahami komperehensif dia tidak mau melakukan itu," kata Marzuki usai melaksanakan salat Idul Fitri di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (8/8/2013).
Marzuki menambahkan, salah pemahaman tentang agama bisa menjadi pemicu seseorang melakukan tindak kekerasan.
"Maka harus dilihat latar belakang kenapa orang melakukan itu, latar belakang itu bisa salah pemahaman tentang agama," tambah Marzuki.
Marzuki juga mendesak pihak kepolisian untuk menelusuri motif penembakan tersebut apakah ada kemungkinan mengarah kepada pembunuh bayaran sehingga bisa diantisipasi.
"Yang kedua mengarah pada pembunuh pembayaran. Ke depannya bagaimana kita mengantisipasi hal itu agar tidak terulang lagi dan lebih baik," tutur Marzuki.
Ipda Anumerta Dwiyatno (50) tertembak di bagian kepala belakang dan mengakibatkan korban meninggal. Sampai saat ini pelaku penembakan masih dalam penelusuran pihak kepolisian.
Yang terbaru, penembakan terhadap aparat juga kembali terjadi. Kali ini menimpa seorang petugas Lembaga Pemasyarakatan (Sipir), Wirogunan, Yogyakarta, Agus Susanto (43). Akibat penembakan tersebut, Agus menderita dua luka tembakan dan bagian punggung. Sampai saat ini pelaku juga masih dalam pengejaran pihak berwenang. (Ein)