Pengamat komunikasi politik Universitas Indonesia (UI) Effendi Gazali menyatakan, gaya berbeda yang ditunjukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dengan tetap blusukan kala Lebaran adalah strategi kampanye calon presiden paling efektif. Menurutnya cara itu akan meningkatkan elektabilitas Jokowi.
Blusukan Lebaran ala Jokowi, nilai Effendi, juga sekaligus mempertajam perbedaan dengan SBY, yang tetap dengan gaya konvensional: open house. "Kalau mau jujur, ini (blusukan lebaran) strategi kampanye capres yang paling efektif," kata Effendi kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (8/8/2013) malam.
Blusukan Lebaran Jokowi, kata Effendi, terlihat apa adanya. "Jokowi memang aslinya tidak normatif, komunikasi informal, blusukan," ujar dia.
Blusukan, menurut Effendi, memang telah jadi modal Jokowi. Sehingga rugi apabila Jokowi mengubah strateginya tersebut. "Bahkan tinggal ditambah kreasinya, misal: tidak bikin open house, jadi pure blusukan, bahkan prasmanan disediakan di lapangan," ungkap Effendi.
Sedangkan untuk Presiden SBY, Effendi menilai bahwa sosok presiden aktif itu memang memiliki gaya yang formal. Sehingga, lanjut dia, jika SBY mengubah gayanya maka malah cenderung jadi kaku, tak natural.
"Jadi ya lebih baik tidak diubah secara besar-besaran," tukas Effendi. (Yog/Mut)
Blusukan Lebaran ala Jokowi, nilai Effendi, juga sekaligus mempertajam perbedaan dengan SBY, yang tetap dengan gaya konvensional: open house. "Kalau mau jujur, ini (blusukan lebaran) strategi kampanye capres yang paling efektif," kata Effendi kepada Liputan6.com di Jakarta, Kamis (8/8/2013) malam.
Blusukan Lebaran Jokowi, kata Effendi, terlihat apa adanya. "Jokowi memang aslinya tidak normatif, komunikasi informal, blusukan," ujar dia.
Blusukan, menurut Effendi, memang telah jadi modal Jokowi. Sehingga rugi apabila Jokowi mengubah strateginya tersebut. "Bahkan tinggal ditambah kreasinya, misal: tidak bikin open house, jadi pure blusukan, bahkan prasmanan disediakan di lapangan," ungkap Effendi.
Sedangkan untuk Presiden SBY, Effendi menilai bahwa sosok presiden aktif itu memang memiliki gaya yang formal. Sehingga, lanjut dia, jika SBY mengubah gayanya maka malah cenderung jadi kaku, tak natural.
"Jadi ya lebih baik tidak diubah secara besar-besaran," tukas Effendi. (Yog/Mut)