Pantai Ancol menjadi salah satu lokasi favorit keluarga untuk mengisi libur Lebaran. Pengunjung dari Jakarta maupun daerah lain ramai berdatangan.
Namun, banyaknya pengunjung juga menimbulkan masalah, khususnya sampah. Tak jarang, warga membuang sampah di bibir pantai yang akhirnya terbawa ke laut. Mencemari lingkungan.
Pantauan Liputan6.com, Jumat (9/8/2013) pengunjung, anak-anak dan orang dewasa, meletakan sisa makanan seenaknya. Entah mereka sengaja atau lupa meninggalkannya. Padahal, ada banyak tong sampah besar disediakan, di setiap jarak kurang lebih 20 meter.
Tak hanya itu pengunjung yang makan bersama keluarga juga ada yang menyembunyikan sampah plastik di bawah tikar yang mereka bawa.
"Ramai senang juga, cuma ya gitu jadi sempit. Kalau banyak orang gini sayangnya pada seenaknya saja buang sampahnya. Makannya kadang air lautnya bau, " kata pengunjung asal Kalideres, Yanto (40) yang turut serta membawa keluarganya.
Mendengar keluhan tersebut, pihak Ancol mengatakan, sudah melakukan langkah preventif dengan memberi imbauan lewat spanduk.
"Kami menambah personel kebersihan untuk sweeping terus di lokasi yang ramai dan menambah tong sampah di lokasi keramaian. Buat teguran tapi lebih tepatnya pendekatan secara persuasif dan spanduk edukasi untuk tidak membuang sampah sembarangan," kata Humas Ancol, Ari Kurniawan.
Mengenai keluhan terkait sempitnya bibir pantai untuk digunakan warga, pihak Ancol menawarkan wisata di area sekitar. Seperti Pantai Indah, Pantai Baru (Pantai Bende), dan pantai Ancol Beach City untuk memecah konsentrasi massa.
"Di beach pool itu ramai karena selain bisa berenang, dermaga cinta yang mengelilingi area beach pool jadi tujuan juga. 'Lapak' sempit itu sudah biasa karena pengunjung cukup padat di area itu," pungkas Ari. (Ein)
Namun, banyaknya pengunjung juga menimbulkan masalah, khususnya sampah. Tak jarang, warga membuang sampah di bibir pantai yang akhirnya terbawa ke laut. Mencemari lingkungan.
Pantauan Liputan6.com, Jumat (9/8/2013) pengunjung, anak-anak dan orang dewasa, meletakan sisa makanan seenaknya. Entah mereka sengaja atau lupa meninggalkannya. Padahal, ada banyak tong sampah besar disediakan, di setiap jarak kurang lebih 20 meter.
Tak hanya itu pengunjung yang makan bersama keluarga juga ada yang menyembunyikan sampah plastik di bawah tikar yang mereka bawa.
"Ramai senang juga, cuma ya gitu jadi sempit. Kalau banyak orang gini sayangnya pada seenaknya saja buang sampahnya. Makannya kadang air lautnya bau, " kata pengunjung asal Kalideres, Yanto (40) yang turut serta membawa keluarganya.
Mendengar keluhan tersebut, pihak Ancol mengatakan, sudah melakukan langkah preventif dengan memberi imbauan lewat spanduk.
"Kami menambah personel kebersihan untuk sweeping terus di lokasi yang ramai dan menambah tong sampah di lokasi keramaian. Buat teguran tapi lebih tepatnya pendekatan secara persuasif dan spanduk edukasi untuk tidak membuang sampah sembarangan," kata Humas Ancol, Ari Kurniawan.
Mengenai keluhan terkait sempitnya bibir pantai untuk digunakan warga, pihak Ancol menawarkan wisata di area sekitar. Seperti Pantai Indah, Pantai Baru (Pantai Bende), dan pantai Ancol Beach City untuk memecah konsentrasi massa.
"Di beach pool itu ramai karena selain bisa berenang, dermaga cinta yang mengelilingi area beach pool jadi tujuan juga. 'Lapak' sempit itu sudah biasa karena pengunjung cukup padat di area itu," pungkas Ari. (Ein)