Di tengah kegembiraan merayakan Idul Fitri 1434 Hijriah, warga Ibukota dilanda musibah banjir dan kebakaran di sejumlah wilayah di Jakarta. Badan Penanggulangan Bencana DKI Data DKI Jakarta merangkum bencana yang terjadi pada masa liburan panjang dan cuti bersama Lebaran mulai 3-10 Agustus 2013.
Demikian pernyataan tertulis Kepala Seksi Informatika, BPBD DKI, Bambang Surya Putra yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Minggu (11/8/2013).
Bambang menuturkan banjir di Jakarta dimulai dari tingginya curah hujan pada 3 - 4 Agustus 2013 di Selatan Jakarta yaitu pada kawasan tangkapan air (catchment area) pada hulu sungai Ciliwung sehingga mengakibatkan banjir 1 meter lebih. Banjir itu meliputi Kampung Melayu (47 RT), Bidara Cina (20 RT), Cililitan (2 RT), Cawang (28 RT) dan Bukit Duri (2 RT).
"Namun, warga masih dapat bertahan di rumahnya masing-masing dan tidak dilaporkan terdapat pengungsi," imbuh Bambang.
Pada 7 Agustus 2013, Bambang menambahkan, Posko Dinas PU melaporkan terjadi peningkatan tinggi muka air pada beberapa pintu air akibat tingginya curah hujan yaitu Pesanggrahan mencapai 300 cm (siaga 2) dan Depok (siaga 3). Lalu, diikut juga oleh Kali Krukut (siaga 3) dan Angke (siaga 3). Kondisi tersebut menimbulkan genangan banjir yang cukup tinggi yaitu:
1. Kp. Melayu ketinggian banjir 30–300 cm, 53 RT tergenang, 7.728 warga terdampak, 136 orang terpaksa mengungsi di Masjid Attawabin
2. Bidara Cina banjir setinggi 50–150 cm, 20 RT tergenang, 2.182 warga terdampak, pengungsi tidak ada.
3. Pondok Pinang banjir setinggi 20–250 cm , 2 RT tergenang, 597 warga terdampak, 100 orang mengungsi.
4, Pondok Labu banjir sekitar 30–100 cm, 1 RT tergenang, 230 warga terdampak, dan tidak ada pengungsi.
5. Ulujami banjir setinggi 50–200 cm, 5 RT tergenang, 2.931 warga terdampak, 400 orang mengungsu di Sasana Krida
6. Bintaro banjir sekitar 50–100 cm, 20 RT tergenang, 2.873 warga terdampak dam 200 orang mengungsi di Posko RW12 & Masjid Al Mariyah
Banjir tersebut yang terjadi mulai 7 Agustus itu berangsur surut seluruhnya 10 Agustus 2013 lalu. 1 Korban M Nafisumur (38) meninggal dunia dan ditemukan di Kali Krukut.
"Keluarga korban telah diberikan santunan dari Dinas Sosial DKI Jakarta. Jadi total warga yang terdampak banjir 16.541 orang dengan jumlah pengungsi sebanyak 836 jiwa," kata Bambang.
Kebakaran
Bambang menambahkan Kebakaran juga kerap terjadi mulai 3-11 Agustus 2013 dan telah terjadi 28 kali kebakaran. Menimbulkan 4 orang korban jiwa antara lain 3 orang meninggal pada kebakaran di Jalan Tanah Koja, Jakut, pada 8 Agustus 2013 yaitu Dina Yulianti (12), MohFadli (10), dan Doni (4).
"Sedangkan 1 orang, yakni Bapak Abuna meninggal akibat serangan jantung saat kebakaran di Jalan Sinar Budi Jembatan 2m Jakarta Utara.
Adapun korban luka ringan akibat terbakar sebanyak 4 orang," jelas Bambang.
Ia menambahkan kebakaran tersebut mengakibatkan 152 bangunan terbakar , 121 KK atau sebanyak 509 jiwa kehilangan tempat tinggal. Bantuan yang hingga saat ini masih dibutuhkan adalah pakaian seragam sekolah dan buku-buku pelajaran. Hal tersebut telah dikoordinasikan dengan Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan.
Namun, jika ada warga masyarakat yang bersimpati dapat menyampaikan bantuan langsung kepada korban," imbuh Bambang.
Dari data kebakaran yang ada, Bambang menjelaskan sebanyak 92,86% kebakaran disebabkan korsleting listrik, 3.57% diakibatkan api rokok, dan 3.57% diakibatkan oleh tabung gas yang meledak. (Adi)
Demikian pernyataan tertulis Kepala Seksi Informatika, BPBD DKI, Bambang Surya Putra yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Minggu (11/8/2013).
Bambang menuturkan banjir di Jakarta dimulai dari tingginya curah hujan pada 3 - 4 Agustus 2013 di Selatan Jakarta yaitu pada kawasan tangkapan air (catchment area) pada hulu sungai Ciliwung sehingga mengakibatkan banjir 1 meter lebih. Banjir itu meliputi Kampung Melayu (47 RT), Bidara Cina (20 RT), Cililitan (2 RT), Cawang (28 RT) dan Bukit Duri (2 RT).
"Namun, warga masih dapat bertahan di rumahnya masing-masing dan tidak dilaporkan terdapat pengungsi," imbuh Bambang.
Pada 7 Agustus 2013, Bambang menambahkan, Posko Dinas PU melaporkan terjadi peningkatan tinggi muka air pada beberapa pintu air akibat tingginya curah hujan yaitu Pesanggrahan mencapai 300 cm (siaga 2) dan Depok (siaga 3). Lalu, diikut juga oleh Kali Krukut (siaga 3) dan Angke (siaga 3). Kondisi tersebut menimbulkan genangan banjir yang cukup tinggi yaitu:
1. Kp. Melayu ketinggian banjir 30–300 cm, 53 RT tergenang, 7.728 warga terdampak, 136 orang terpaksa mengungsi di Masjid Attawabin
2. Bidara Cina banjir setinggi 50–150 cm, 20 RT tergenang, 2.182 warga terdampak, pengungsi tidak ada.
3. Pondok Pinang banjir setinggi 20–250 cm , 2 RT tergenang, 597 warga terdampak, 100 orang mengungsi.
4, Pondok Labu banjir sekitar 30–100 cm, 1 RT tergenang, 230 warga terdampak, dan tidak ada pengungsi.
5. Ulujami banjir setinggi 50–200 cm, 5 RT tergenang, 2.931 warga terdampak, 400 orang mengungsu di Sasana Krida
6. Bintaro banjir sekitar 50–100 cm, 20 RT tergenang, 2.873 warga terdampak dam 200 orang mengungsi di Posko RW12 & Masjid Al Mariyah
Banjir tersebut yang terjadi mulai 7 Agustus itu berangsur surut seluruhnya 10 Agustus 2013 lalu. 1 Korban M Nafisumur (38) meninggal dunia dan ditemukan di Kali Krukut.
"Keluarga korban telah diberikan santunan dari Dinas Sosial DKI Jakarta. Jadi total warga yang terdampak banjir 16.541 orang dengan jumlah pengungsi sebanyak 836 jiwa," kata Bambang.
Kebakaran
Bambang menambahkan Kebakaran juga kerap terjadi mulai 3-11 Agustus 2013 dan telah terjadi 28 kali kebakaran. Menimbulkan 4 orang korban jiwa antara lain 3 orang meninggal pada kebakaran di Jalan Tanah Koja, Jakut, pada 8 Agustus 2013 yaitu Dina Yulianti (12), MohFadli (10), dan Doni (4).
"Sedangkan 1 orang, yakni Bapak Abuna meninggal akibat serangan jantung saat kebakaran di Jalan Sinar Budi Jembatan 2m Jakarta Utara.
Adapun korban luka ringan akibat terbakar sebanyak 4 orang," jelas Bambang.
Ia menambahkan kebakaran tersebut mengakibatkan 152 bangunan terbakar , 121 KK atau sebanyak 509 jiwa kehilangan tempat tinggal. Bantuan yang hingga saat ini masih dibutuhkan adalah pakaian seragam sekolah dan buku-buku pelajaran. Hal tersebut telah dikoordinasikan dengan Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan.
Namun, jika ada warga masyarakat yang bersimpati dapat menyampaikan bantuan langsung kepada korban," imbuh Bambang.
Dari data kebakaran yang ada, Bambang menjelaskan sebanyak 92,86% kebakaran disebabkan korsleting listrik, 3.57% diakibatkan api rokok, dan 3.57% diakibatkan oleh tabung gas yang meledak. (Adi)