Dwi Waryono nekat menjajakan ginjalnya untuk dijual demi membiayai kedua anaknya masuk sekolah. Aksi ini dilakukan Dwi di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, di bawah baliho Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono.
Meski sudah menawarkan dari mobil ke mobil lain serta pejalan kaki, tawaran untuk membeli ginjal justru datang dari seseorang lewat sambungan telepon. "Tadi ada yang nelepon, nawar gitu. Dia maksa mau jual berapa," kata Dwi, Senin (12/8/2013).
Dwi mengaku, tidak mengetahui siapa yang meneleponnya itu. Namun si penelepon mengetahui daerah tempat tinggal Dwi di Purwakarta. "Dia bilang dia orang Purwakarta," ujar dia.
Namun begitu, Dwi mengaku belum menerima tawaran tersebut. Karena, si penelepon tidak menyebut harga.
"Saya juga bilang kalau saya tidak matok harga, yang penting bisa biayai sekolah. Dia maksa untuk nentuin harga. Ya kalau benar mau dia tinggal sebut saja harganya, deal atau nggak kan saya bisa pertimbangkan," ucapnya.
Seperti diberitakan, Dwi Waryono (47) nekat menjajakan ginjalnya untuk dijual. Itu dilakukan untuk membiayai kedua anaknya yang mau masuk sekolah.
Dwi menceritakan, aksinya ini terpaksa dilakukan karena sudah buntu dalam mencari uang bagi keluarganya. Dwi mengaku sudah di PHK dari sebuah perusahaan garmen sejak Maret 2013.
"Sampai saat ini mencari terus mencari pekerjaan baru dan alhamdulillah belum dapat. Mungkin karena usia saya sudah tua," ujarnya.
Untuk kehidupan sehari-harinya, warga RT 55 / RW 14 Cigedogan Timur, Sindang Kasih, Purwakarta, Jawa Barat, itu mengaku kerja serabutan. "Tapi saat ini kami butuh uang banyak karena anak yang satu akan masuk SMK dan yang kecil masuk TK," ujarnya lirih. (Ary)
Meski sudah menawarkan dari mobil ke mobil lain serta pejalan kaki, tawaran untuk membeli ginjal justru datang dari seseorang lewat sambungan telepon. "Tadi ada yang nelepon, nawar gitu. Dia maksa mau jual berapa," kata Dwi, Senin (12/8/2013).
Dwi mengaku, tidak mengetahui siapa yang meneleponnya itu. Namun si penelepon mengetahui daerah tempat tinggal Dwi di Purwakarta. "Dia bilang dia orang Purwakarta," ujar dia.
Namun begitu, Dwi mengaku belum menerima tawaran tersebut. Karena, si penelepon tidak menyebut harga.
"Saya juga bilang kalau saya tidak matok harga, yang penting bisa biayai sekolah. Dia maksa untuk nentuin harga. Ya kalau benar mau dia tinggal sebut saja harganya, deal atau nggak kan saya bisa pertimbangkan," ucapnya.
Seperti diberitakan, Dwi Waryono (47) nekat menjajakan ginjalnya untuk dijual. Itu dilakukan untuk membiayai kedua anaknya yang mau masuk sekolah.
Dwi menceritakan, aksinya ini terpaksa dilakukan karena sudah buntu dalam mencari uang bagi keluarganya. Dwi mengaku sudah di PHK dari sebuah perusahaan garmen sejak Maret 2013.
"Sampai saat ini mencari terus mencari pekerjaan baru dan alhamdulillah belum dapat. Mungkin karena usia saya sudah tua," ujarnya.
Untuk kehidupan sehari-harinya, warga RT 55 / RW 14 Cigedogan Timur, Sindang Kasih, Purwakarta, Jawa Barat, itu mengaku kerja serabutan. "Tapi saat ini kami butuh uang banyak karena anak yang satu akan masuk SMK dan yang kecil masuk TK," ujarnya lirih. (Ary)