Selain sampah, Sungai Ciliwung juga dipenuhi dengan endapan lumpur serta ranting, dedaunan, hingga batang pohon yang berasal dari hulu sungai. Sebanyak 8.500 personel TNI yang diturunkan pun sibuk mengangkut sampah dan mengangkat pohon dari pinggir sungai.
Pantauan Liputan6.com, Rabu (13/8/2013), Batalion Zikon XXI, Prajurit Kepala (Praka) Abbas Sudarna beserta sejumlah rekannya menarik batang pohon dari tanah endapan sungai. Pohon dengan panjang 10 meter itu dipotong 2 dengan gergaji mesin. Sesaat kemudian potongan batang pohon itu ditarik dengan rantai besi yang dikerek dari bantaran sungai yang di semen.
"Tadinya 10 meter dipotong biar mudah diangkatnya," kata Praka TNI Abbas, saat Karya Bhakti TNI di Sungai Ciliwung, Bidara Cina Jakarta Timur, Rabu (14/8/2013).
Bunyi mesin gergaji pun menderu-deru setelah sejumlah orang menyingkir menghindari percikan serabut kayu yang terlontar akibat geseken gergaji mesin. Batang kayu pun terpotong-potong dan diangkut petugas Dinas Pekerjaan Umum DKI.
"Biasanya diambil tukang tahu dan tukang tempe jadi kayu bakar. Tapi sekarang dibuang karena mereka dah jarang ngambil. Bisa sih dibuat tempat duduk buat nongkrong tapi kadang malah dibuang lagi ke sungai. Makanya dibuang saja sekarang," kata petugas Dinas PU DKI, Sopian. (Adi/Mut)
Pantauan Liputan6.com, Rabu (13/8/2013), Batalion Zikon XXI, Prajurit Kepala (Praka) Abbas Sudarna beserta sejumlah rekannya menarik batang pohon dari tanah endapan sungai. Pohon dengan panjang 10 meter itu dipotong 2 dengan gergaji mesin. Sesaat kemudian potongan batang pohon itu ditarik dengan rantai besi yang dikerek dari bantaran sungai yang di semen.
"Tadinya 10 meter dipotong biar mudah diangkatnya," kata Praka TNI Abbas, saat Karya Bhakti TNI di Sungai Ciliwung, Bidara Cina Jakarta Timur, Rabu (14/8/2013).
Bunyi mesin gergaji pun menderu-deru setelah sejumlah orang menyingkir menghindari percikan serabut kayu yang terlontar akibat geseken gergaji mesin. Batang kayu pun terpotong-potong dan diangkut petugas Dinas Pekerjaan Umum DKI.
"Biasanya diambil tukang tahu dan tukang tempe jadi kayu bakar. Tapi sekarang dibuang karena mereka dah jarang ngambil. Bisa sih dibuat tempat duduk buat nongkrong tapi kadang malah dibuang lagi ke sungai. Makanya dibuang saja sekarang," kata petugas Dinas PU DKI, Sopian. (Adi/Mut)