Berdasarkan laporan Dinas Perumahan kepada BPKD DKI, Ahok Center tercatat sebagai mitra kerja perusahaan yang memberi bantuan CSR untuk relokasi warga ke Rusun Marunda, Jakarta Utara. Alhasil, keberadaan Ahok Center itu pun dipertanyakan.
Koordinator Ahok Center, Natanael Oppusung menyayangkan penyebutan Ahok Center sebagai mitra kerja. Sebab hal itu mengundang anggapan Ahok Center merupakan sebuah organisasi atau perusahaan yang turut mengelola bantuan, baik berupa barang atau dana CSR. Ia pun mengatakan kemungkinan Kepala Dinas Perumahan DKI Yonathan Pasodung hanya salah menuliskan kata 'mitra kerja'.
"Kita dianggap mitra kerjanya itu salah. Sebagai mitra kerja itu mungkin salah sebut saja Pak Yonathan. Kita hanya ngebantu ngawasin. Kenapa Beliau bilang gitu, ya mereka membantu kami kok dari awal masyarakat untuk tempati rusun," ujar Natanael di Balaikota, Jakarta, Jumat (16/8/2013).
Ia juga menegaskan hal yang sama seperti yang telah diungkapkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Kamis 15 Agustus kemarin, bahwa Ahok Center hanyalah berisi para relawan yang membantu mengawasi penyaluran bantuan CSR ke Rusun Marunda. Apabila akan dilakukan pemberian donasi ke rusun melalui Suku Dinas Sosial Jakarta Utara, Ahok pun hanya berperan memberi informasi ke Ahok Center untuk segera membantu.
"Hubungannnya sama Pak Jokowi sama Pak Ahok, cuma kalau dinas mau kasih bantuan maka Pak Ahok yang kasih tahu, 'Eh ada yang mau masuk noh di Bu Ika (Kadinsos Jakarta Utara) 100 buah'. Ya, dicek ke Bu Ika, Bu Ika ya lapor ke saya. Ini ada yang mau masuk nih, kita mau bagi-bagi nih ke warga. Kan sekarang mau lihat barangnya ada di Marunda, ada disitu," ujarnya.
Pemilihan Rusun Marunda, lanjut Natanael, sebab lokasi tersebut merupakan pilot project rusun di Jakarta untuk relokasi warga yang terkena penggusuran atau bencana alam.
Ia juga mengaku data laporan CSR perusahaan dari Dinas Perumahan kepada BPKD tidak lengkap. Sebab, dari data di Kasudin Jakarta Utara, perusahaan pemberi dana CSR yang memberi bantuan CSR berupa barang lebih banyak.
"Ini bener (data BPKD), tapi kurang banyak. Kalau minta Bu Ika ini lebih banyak lagi. Ada lebih lengkap, kurang update itu, harusnya lebih banyak itu," ungkap Natanael. (Tnt/Sss)
Koordinator Ahok Center, Natanael Oppusung menyayangkan penyebutan Ahok Center sebagai mitra kerja. Sebab hal itu mengundang anggapan Ahok Center merupakan sebuah organisasi atau perusahaan yang turut mengelola bantuan, baik berupa barang atau dana CSR. Ia pun mengatakan kemungkinan Kepala Dinas Perumahan DKI Yonathan Pasodung hanya salah menuliskan kata 'mitra kerja'.
"Kita dianggap mitra kerjanya itu salah. Sebagai mitra kerja itu mungkin salah sebut saja Pak Yonathan. Kita hanya ngebantu ngawasin. Kenapa Beliau bilang gitu, ya mereka membantu kami kok dari awal masyarakat untuk tempati rusun," ujar Natanael di Balaikota, Jakarta, Jumat (16/8/2013).
Ia juga menegaskan hal yang sama seperti yang telah diungkapkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Kamis 15 Agustus kemarin, bahwa Ahok Center hanyalah berisi para relawan yang membantu mengawasi penyaluran bantuan CSR ke Rusun Marunda. Apabila akan dilakukan pemberian donasi ke rusun melalui Suku Dinas Sosial Jakarta Utara, Ahok pun hanya berperan memberi informasi ke Ahok Center untuk segera membantu.
"Hubungannnya sama Pak Jokowi sama Pak Ahok, cuma kalau dinas mau kasih bantuan maka Pak Ahok yang kasih tahu, 'Eh ada yang mau masuk noh di Bu Ika (Kadinsos Jakarta Utara) 100 buah'. Ya, dicek ke Bu Ika, Bu Ika ya lapor ke saya. Ini ada yang mau masuk nih, kita mau bagi-bagi nih ke warga. Kan sekarang mau lihat barangnya ada di Marunda, ada disitu," ujarnya.
Pemilihan Rusun Marunda, lanjut Natanael, sebab lokasi tersebut merupakan pilot project rusun di Jakarta untuk relokasi warga yang terkena penggusuran atau bencana alam.
Ia juga mengaku data laporan CSR perusahaan dari Dinas Perumahan kepada BPKD tidak lengkap. Sebab, dari data di Kasudin Jakarta Utara, perusahaan pemberi dana CSR yang memberi bantuan CSR berupa barang lebih banyak.
"Ini bener (data BPKD), tapi kurang banyak. Kalau minta Bu Ika ini lebih banyak lagi. Ada lebih lengkap, kurang update itu, harusnya lebih banyak itu," ungkap Natanael. (Tnt/Sss)