Sukses

Terminal Pulogadung Normal

Jumlah pemudik yang berangkat dari Terminal Pulogadung, Jaktim, belum membludak. Sebagian besar tempat duduk dari 400 unit bus yang tersedia masih kosong. Volume kendaraan di Jalur Pantura relatif normal.

Liputan6.com, Jakarta: Terminal Bus Pulogadung, Jakarta Timur, tujuh hari menjelang Hari Idul Fitri 1424 Hijriah masih normal. Belum terjadi lonjakan penumpang di sana. Petugas Terminal Pulogadung menyebutkan, jumlah calon penumpang pada tahun ini menurun. Buktinya, tempat duduk yang disediakan sebanyak 400 unit bus yang beroperasi sepanjang Selasa (18/11) ini, masih terbilang lowong. Bahkan, beberapa bus dilaporkan sepi penumpang.

Menyoal perlengkapan keamanan penumpang, memang mulai dipatuhi para pengelola operator bus. Sebagian besar sopir melengkapi busnya dengan martil meski ukurannya kecil. Martil itu berguna untuk memecahkan kaca jika bus mengalami kecelakaan dan para penumpang terjebak di dalam bus.

Penumpukan penumpang justru terlihat di Stasiun Senen, Jakarta Pusat, dan Stasiun Jatinegara, Jaktim. Hari ini, PT Kereta Api Indonesia memberlakukan pembelian tiket kelas ekonomi dengan sistem bebas tanpa tempat duduk. Peraturan tersebut memunculkan calo-calo kursi. Banyak penumpang yang harus merogoh kembali kocek untuk membeli tempat duduk seharga Rp 10 ribu per orang [baca: Dephub Memasang Kamera Pengawas Arus Mudik]. Sayang, ulah calo nakal tersebut belum mendapat perhatian dari PT KAI.

Hingga berita ini diturunkan, volume kendaraan yang melintas di kawasan Jalur Pantai Utara Pulau Jawa relatif normal. Arus lalu lintas masih lancar. Situasi ini karena para pemudik bisa menggunakan empat jalur yang dibuka khusus untuk arus mudik. Apalagi, ditunjang kondisi jalan raya yang mulus. Kemacetan sedikit nampak di kawasan Pamanukan-Indramayu, Jawa Barat. Penumpukan kendaraan dilaporkan terlihat di wilayah perempatan Indramayu. Para pengguna jalan juga diminta mewaspadai pasar tumpah di Jalur Pantura.

Di Pelabuhan Merak, Banten, kondisi tak jauh berbeda. Jumlah penumpang yang menyeberang dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung, masih normal. Begitu juga bus dan truk yang melintas di sana. PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP), hari ini, mencatat baru 40 ribu orang yang menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni dengan menumpang 80 trip perjalanan.

ASDP menerapkan peraturan kapal hanya boleh bersandar selama satu jam. Kebijakan ini diyakini dapat memperlancar arus kendaraan yang hendak menyeberang. Pembukaan empat dermaga semakin mempermudah penyeberangan. Calon penumpang dilarang melewati dek untuk naik ke kapal karena dinilai berbahaya. Karena itu, penumpang wajib melalui jalur khusus untuk berjalan kaki.

Sementara itu, Kepolisian Daerah Jawa Timur pun memeriksa kesehatan para sopir bus di sejumlah terminal di Surabaya. Mereka menjalani serangkaian pemeriksaan seperti tes tekanan darah, nadi, dan tes urine. Pemeriksaan terakhir untuk memastikan si sopir tengah mabuk atau tidak. Jika, sopir terbukti sakit atau teler, polisi melarang mereka mengendarai bus atau truk agar tak membahayakan penumpang.

Puncak arus mudik di Pelabuhan Kamal, Surabaya, diprediksi terjadi pada H-3. Hari ini, dari pandangan mata reporter SCTV, jumlah penumpang yang hendak menyeberang baru mencapai 12 ribu orang. PT ASDP setempat menyiagakan 12 kapal feri dan 12 kapal cadangan untuk mengangkut para pemudik. Arus mudik bakal diperkirakan membludak mendekati Lebaran, Selasa mendatang.(KEN/Tim Liputan 6 SCTV)
    EnamPlus