Pemerintah Indonesia belum memiliki rencana untuk mengevakuasi warga negara Indonesia yang berada di Mesir seiring dengan memanasnya aksi unjuk rasa yang diwarnai dengan kekerasan di negara itu pascapenggulingan Presiden Mesir Mohammed Morsi.
"Tentunya yang menjadi tujuan utama kita adalah keselamatan warga negara kita apakah itu melalui repatriasi atau pemulangan. Saat ini disimpulkan belum memerlukan adanya evakuasi," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (17/8/2013).
Menurut Marty, pemerintah sejauh ini telah meminta warga negara Indonesia di Mesir untuk menghindari tempat-tempat yang berisiko untuk terjadi konflik dan tidak terlibat dalam segala bentuk kegiatan yang dapat membahayakan diri.
Pemerintah, kata dia, juga menyarankan agar untuk sementara bagi WNI tidak melakukan perjalanan ke Mesir. "Kementerian Luar Negeri memberikan saran agar warga negara kita menghindari berkunjung ke Mesir," terangnya.
Namun, hingga saat ini Kemenlu masih menerima laporan kelompok wisatawan yang berkunjung ke Kairo. Marty mengatakan, jika ada WNI yang ingin membantu rakyat Mesir, hendaknya disalurkan melalui sarana yang tepat, misalnya penggalangan dana melalui Palang Merah.
Presiden SBY di hadapan DPR dan DPD pada Jumat 16 Agustus kemarin menyampaikan harapan agar krisis politik di Mesir segera dapat diatasi dan dimulainya proses rekonsiliasi nasional. SBY juga mengemukakan keprihatinannya terhadap jatuhnya korban jiwa dalam konflik tersebut.
SBY menilai penggunaan kekuatan dan senjata militer dalam menghadapi para pengunjuk rasa sangat bertentangan dengan nilai demokrasi dan kemanusiaan. SBY meminta pihak-pihak yang berlawanan, terkait politik Mesir agar bisa saling menahan diri.
"Saya menyeru agar pihak-pihak yang bertentangan agar menahan diri. Peran pemimpin dan elit politik sangat menentukan," ujar SBY.
Meski tidak mudah, tetapi menurut SBY, selalu ada jalan keluar bila semua pihak mau membangun kompromi dan mencapai win win solution. (Ant/Frd)
"Tentunya yang menjadi tujuan utama kita adalah keselamatan warga negara kita apakah itu melalui repatriasi atau pemulangan. Saat ini disimpulkan belum memerlukan adanya evakuasi," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (17/8/2013).
Menurut Marty, pemerintah sejauh ini telah meminta warga negara Indonesia di Mesir untuk menghindari tempat-tempat yang berisiko untuk terjadi konflik dan tidak terlibat dalam segala bentuk kegiatan yang dapat membahayakan diri.
Pemerintah, kata dia, juga menyarankan agar untuk sementara bagi WNI tidak melakukan perjalanan ke Mesir. "Kementerian Luar Negeri memberikan saran agar warga negara kita menghindari berkunjung ke Mesir," terangnya.
Namun, hingga saat ini Kemenlu masih menerima laporan kelompok wisatawan yang berkunjung ke Kairo. Marty mengatakan, jika ada WNI yang ingin membantu rakyat Mesir, hendaknya disalurkan melalui sarana yang tepat, misalnya penggalangan dana melalui Palang Merah.
Presiden SBY di hadapan DPR dan DPD pada Jumat 16 Agustus kemarin menyampaikan harapan agar krisis politik di Mesir segera dapat diatasi dan dimulainya proses rekonsiliasi nasional. SBY juga mengemukakan keprihatinannya terhadap jatuhnya korban jiwa dalam konflik tersebut.
SBY menilai penggunaan kekuatan dan senjata militer dalam menghadapi para pengunjuk rasa sangat bertentangan dengan nilai demokrasi dan kemanusiaan. SBY meminta pihak-pihak yang berlawanan, terkait politik Mesir agar bisa saling menahan diri.
"Saya menyeru agar pihak-pihak yang bertentangan agar menahan diri. Peran pemimpin dan elit politik sangat menentukan," ujar SBY.
Meski tidak mudah, tetapi menurut SBY, selalu ada jalan keluar bila semua pihak mau membangun kompromi dan mencapai win win solution. (Ant/Frd)