Kepala Dinas Pendidikan Kota Prabumulih HM Rasyid dikabarkan akan melakukan tes siswi SMA sederajat menggunakan dana APBD 2014. Namun, kabar itu dibantah Rasyid.
Saat berbincang dengan Liputan6.com, Rasyid mengakui diri memang menyetujui adanya tes keperawanan terhadap siswa. Namun, persetujuan itu bukan ditujukan kepada seluruh siswa.
Konteksnya, jelas Rasyid, terkait kasus penjualan 6 gadis di bawah umur yang diungkapkan sang germo bahwa mereka sudah tidak perawan lagi. "Atas itu, ada orangtua gadis tersebut yang tidak terima anaknya dibilang tak perawan dan akan melakukan tes keperawanan terhadap anaknya," ungkapnya, Selasa (20/8/2013).
Kemudian, sambung Rasyid, dirinya ditanya wartawan apakah setuju dengan pernyataan sang orangtua yang akan melakukan tes keperawanan. Ia pun menjawab setuju bila itu memang kehendak orangtua.
"Saya bilang, kalau itu memang diperlukan, silakan saja demi menjaga kehormatan si orangtua. Jadi persetujuan itu bukan untuk seluruh siswa SMA untuk dites keperawanannya, kalau itu jelas saya tidak setuju. Keperawanan kan soal kehormatan," papar Rasyid.
Ia mengaku, pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menghubunginya terkait tes keperawanan itu. Namun, ia menjelaskan hal serupa dan kementerian yang dipimpin M Nuh itu akhirnya mengerti. (Mut/Sss)
Saat berbincang dengan Liputan6.com, Rasyid mengakui diri memang menyetujui adanya tes keperawanan terhadap siswa. Namun, persetujuan itu bukan ditujukan kepada seluruh siswa.
Konteksnya, jelas Rasyid, terkait kasus penjualan 6 gadis di bawah umur yang diungkapkan sang germo bahwa mereka sudah tidak perawan lagi. "Atas itu, ada orangtua gadis tersebut yang tidak terima anaknya dibilang tak perawan dan akan melakukan tes keperawanan terhadap anaknya," ungkapnya, Selasa (20/8/2013).
Kemudian, sambung Rasyid, dirinya ditanya wartawan apakah setuju dengan pernyataan sang orangtua yang akan melakukan tes keperawanan. Ia pun menjawab setuju bila itu memang kehendak orangtua.
"Saya bilang, kalau itu memang diperlukan, silakan saja demi menjaga kehormatan si orangtua. Jadi persetujuan itu bukan untuk seluruh siswa SMA untuk dites keperawanannya, kalau itu jelas saya tidak setuju. Keperawanan kan soal kehormatan," papar Rasyid.
Ia mengaku, pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menghubunginya terkait tes keperawanan itu. Namun, ia menjelaskan hal serupa dan kementerian yang dipimpin M Nuh itu akhirnya mengerti. (Mut/Sss)