Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur mengusulkan dilakukannya tes keperawanan untuk calon siswa yang masuk sekolah menengah atas (SMA). Bahkan Dinas Pendidikan Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, sudah berencana menerapkan tes tersebut. Namun demikian, tes keperawanan itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Basuki Tjahaja Purnama selaku Wakil Gubernur DKI Jakarta justru menilai tes keperawanan untuk anak sekolah setingkat SMA tidak cukup efektif.
"Nggak (efektif) lah," ujar pria yang akrab disapa Ahok itu di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (20/8/2013).
Menurut dia, tes keperawanan dapat berdampak pada psikologis anak yang dites. Seperti misalnya apabila dokter yang memeriksa ternyata melakukan kesalahan, maka tentunya anak yang dianggap tidak perawan dapat saja menanggung malu. Kalaupun betul, masalah keperawanan merupakan hal yang sangat pribadi.
"Saya pikir, ya yang kasihan itu kejiwaan (siswa). Orang kan bisa khilaf, semua dokter bisa salah. Saya kira lebih baik pelacur yang bertobat daripada yang oknum pejabat yang... Hahaha. Tapi saya nggak tau. Ada 2 kubu. Ada yang mengatakan tes itu supaya orang takut. Kan hal-hal itu kan (bikin) orang jatuh (mental)," papar Ahok. (Tnt)
Basuki Tjahaja Purnama selaku Wakil Gubernur DKI Jakarta justru menilai tes keperawanan untuk anak sekolah setingkat SMA tidak cukup efektif.
"Nggak (efektif) lah," ujar pria yang akrab disapa Ahok itu di Balaikota DKI Jakarta, Selasa (20/8/2013).
Menurut dia, tes keperawanan dapat berdampak pada psikologis anak yang dites. Seperti misalnya apabila dokter yang memeriksa ternyata melakukan kesalahan, maka tentunya anak yang dianggap tidak perawan dapat saja menanggung malu. Kalaupun betul, masalah keperawanan merupakan hal yang sangat pribadi.
"Saya pikir, ya yang kasihan itu kejiwaan (siswa). Orang kan bisa khilaf, semua dokter bisa salah. Saya kira lebih baik pelacur yang bertobat daripada yang oknum pejabat yang... Hahaha. Tapi saya nggak tau. Ada 2 kubu. Ada yang mengatakan tes itu supaya orang takut. Kan hal-hal itu kan (bikin) orang jatuh (mental)," papar Ahok. (Tnt)