Sebuah kecelakaan maut terjadi di kawasan Cisarua, Puncak, Jawa Barat. Bus Giri Indah bernopol B 7297 BI yang sedang membawa rombongan Gereja Bethel Indonesia Rahmat Emmanuel Ministries (GBI REM) Kelapa Gading terjun ke jurang di Jalan Raya Puncak KM 90 Tugu Utara, Cisarua, Bogor.
Di daerah lokasi kecelakaan tersebut ternyata menyimpan cerita tersendiri tentang keangkeran kawasan tersebut pada era 80' hingga 90-an. Lantaran, ada batu kramat yang dipercaya oleh warga desa Tugu, Cisarua, Bogor sebagai lokasi yang cukup ditakuti dan tak sedikit kendaraan menjadi tumbal kecelakaan di daerah tersebut.
Sutriana, warga Desa Tugu, Cisarua, Bogor yang tinggal di lokasi tersebut sejak kecil menceritakan, `batu kramat` itu dipercaya menjadi lokasi yang membuat kendaraan yang melintasinya mengalami kecelakaan.
"Kalau dulu itu ada batu besar di daerah situ dan memang agak angker," kata Sutriana saat ditemui di rumahnya yang tak jauh dari lokasi kecelakaan Bus PO Giri Indah di Jalan Raya Puncak KM 90 Tugu Utara, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Rabu (21/8/2013).
Namun, Sutriana menjelaskan setelah batu kramat itu dibongkar oleh warga sekitar 20 tahun lalu, keangkeran daerah tersebut sudah mulai berangsur hilang. Dan hanya sedikit kendaraan yang mengalami kecelakaan di daerah tersebut.
Akan tetapi, setelah 20 tahun lamanya kecelakaan besar baru saja terjadi di daerah tersebut yang menewaskan 18 orang termasuk salah satu saudaranya yakni H Ajid Syamsuddin. Almarhum tertabrak Bus PO Giri Indah sebelum masuk ke jurang kali Ciliwung pada saat berdiri di depan warung.
"Tapi batu itu dibongkar dan nggak angker lagi saat ini. Tapi baru kali ini aja kejadian besar lagi yang korbannya sebanyak 18 orang termasuk saudara saya sendiri," tutur Sutriana dengan sedih.
Akibat kecelakaan tersebut kini keluarganya yang tengah berduka nampak sedih dan terpukul akibat kecelakaan tersebut yang ikut menewaskan H Ajid.
Keangkeran tersebut juga dibenarkan oleh Heriadi yang juga merupakan warga desa tugu. Menurut Heriadi, daerah lokasi kejadian tersebut memang agak angker. Bahkan, meski batu yang diduga menjadi batu kramat itu dibongkar tetapi ada saja kecelakaan yang terjadi.
Entah masih beraroma mistis atau karena kondisi jalan yang turunan dan berkelok, tetapi kecelakaan masih saja kerap terjadi di lokasi tersebut.
"Dari dulu juga sering jatuh kesini, jadi memang daerah sini memang agak angker karena ini jalanan turunan lurus dan langsung berkelok," ungkap Heriadi. (Ary)
Di daerah lokasi kecelakaan tersebut ternyata menyimpan cerita tersendiri tentang keangkeran kawasan tersebut pada era 80' hingga 90-an. Lantaran, ada batu kramat yang dipercaya oleh warga desa Tugu, Cisarua, Bogor sebagai lokasi yang cukup ditakuti dan tak sedikit kendaraan menjadi tumbal kecelakaan di daerah tersebut.
Sutriana, warga Desa Tugu, Cisarua, Bogor yang tinggal di lokasi tersebut sejak kecil menceritakan, `batu kramat` itu dipercaya menjadi lokasi yang membuat kendaraan yang melintasinya mengalami kecelakaan.
"Kalau dulu itu ada batu besar di daerah situ dan memang agak angker," kata Sutriana saat ditemui di rumahnya yang tak jauh dari lokasi kecelakaan Bus PO Giri Indah di Jalan Raya Puncak KM 90 Tugu Utara, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Rabu (21/8/2013).
Namun, Sutriana menjelaskan setelah batu kramat itu dibongkar oleh warga sekitar 20 tahun lalu, keangkeran daerah tersebut sudah mulai berangsur hilang. Dan hanya sedikit kendaraan yang mengalami kecelakaan di daerah tersebut.
Akan tetapi, setelah 20 tahun lamanya kecelakaan besar baru saja terjadi di daerah tersebut yang menewaskan 18 orang termasuk salah satu saudaranya yakni H Ajid Syamsuddin. Almarhum tertabrak Bus PO Giri Indah sebelum masuk ke jurang kali Ciliwung pada saat berdiri di depan warung.
"Tapi batu itu dibongkar dan nggak angker lagi saat ini. Tapi baru kali ini aja kejadian besar lagi yang korbannya sebanyak 18 orang termasuk saudara saya sendiri," tutur Sutriana dengan sedih.
Akibat kecelakaan tersebut kini keluarganya yang tengah berduka nampak sedih dan terpukul akibat kecelakaan tersebut yang ikut menewaskan H Ajid.
Keangkeran tersebut juga dibenarkan oleh Heriadi yang juga merupakan warga desa tugu. Menurut Heriadi, daerah lokasi kejadian tersebut memang agak angker. Bahkan, meski batu yang diduga menjadi batu kramat itu dibongkar tetapi ada saja kecelakaan yang terjadi.
Entah masih beraroma mistis atau karena kondisi jalan yang turunan dan berkelok, tetapi kecelakaan masih saja kerap terjadi di lokasi tersebut.
"Dari dulu juga sering jatuh kesini, jadi memang daerah sini memang agak angker karena ini jalanan turunan lurus dan langsung berkelok," ungkap Heriadi. (Ary)