Seorang mahasiswa aktivis pers Didaktika Universitas Negeri Jakarta berinisial CA (18), mengalami pemukulan oleh 5 oknum mahasiswa dari Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) UNJ yang tidak terima atas pemberitaan mengenai indikasi perpeloncoan saat ospek mahasiswa baru.
Hal tersebut diungkapkan Satriono Priyo Utomo, Ketua Pers Mahasiswa Didaktika Universitas Negeri Jakarta. "Penulis kami dipukul. Beberapa teman Didaktika lain mengalami penguncian," ujarnya kepada Liputan6.com, Jakarta, Sabtu (24/8/2013).
Ia mengungkapkan, kejadian bermula ketika 5 orang mahasiswa FIK mendatangi kantor Sekretariat Didaktika pada pukul 11.30 WIB, Jumat 23 Agustus 2013. Mereka memprotes isi berita yang ditulis CA. Pihak Didaktika pun menghadirkan si penulis beserta bukti wawancara dengan narasumber yang membeberkan mengenai indikasi perpeloncoan.
Namun, saat Didaktika menjelaskan prosedur hak jawab, kelima mahasiswa tersebut meragukan dan malah melempar jaket ke arah wajah CA. Sesaat kemudian terjadi kericuhan.
Si penulis yang mengalami pegal leher dan kepala serta sesak napas, malam harinya dibawa ke rumah sakit terdekat untuk divisum. Sementara, beberapa rekannya mencoba melaporkan kejadian tersebut ke pihak rektorat kampus.
"Waktu itu Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan tidak di tempat. Jadi staf rektorat menawarkan forum untuk menyelesaikan masalah itu. Tapi belum ada penyelesaian karena dialog di luar konteks," ungkap Satriono.
Karena masalah keamanan, rekan-rekannya di Didaktika memilih untuk tidak menempati sekretariat mereka untuk sementara sesuai saran pihak kampus. Sebab, menurut kabar yang ia peroleh, Satriono mengatakan Sabtu pagi terpampang beberapa spanduk yang berisi tuntutan untuk menutup aktivitas pers mahasiswa Didaktika.
"Sabtu pagi tadi, dari SMS teman mahasiswa di kampus, saat penutupan ospek FIK, ada spanduk yang menyebutkan pembubaran Didaktika. Ada kabar juga kalau sekret kami dibongkar, buku-buku di dalamnya. Kami merasa tidak aman, dosen pembimbing kami juga melarang kami ke kampus sampai forum dialog dilakukan dan kami dapat perlindungan dari LBH (lembaga bantuan hukum)," ujar Satriono. (Ado)
Hal tersebut diungkapkan Satriono Priyo Utomo, Ketua Pers Mahasiswa Didaktika Universitas Negeri Jakarta. "Penulis kami dipukul. Beberapa teman Didaktika lain mengalami penguncian," ujarnya kepada Liputan6.com, Jakarta, Sabtu (24/8/2013).
Ia mengungkapkan, kejadian bermula ketika 5 orang mahasiswa FIK mendatangi kantor Sekretariat Didaktika pada pukul 11.30 WIB, Jumat 23 Agustus 2013. Mereka memprotes isi berita yang ditulis CA. Pihak Didaktika pun menghadirkan si penulis beserta bukti wawancara dengan narasumber yang membeberkan mengenai indikasi perpeloncoan.
Namun, saat Didaktika menjelaskan prosedur hak jawab, kelima mahasiswa tersebut meragukan dan malah melempar jaket ke arah wajah CA. Sesaat kemudian terjadi kericuhan.
Si penulis yang mengalami pegal leher dan kepala serta sesak napas, malam harinya dibawa ke rumah sakit terdekat untuk divisum. Sementara, beberapa rekannya mencoba melaporkan kejadian tersebut ke pihak rektorat kampus.
"Waktu itu Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan tidak di tempat. Jadi staf rektorat menawarkan forum untuk menyelesaikan masalah itu. Tapi belum ada penyelesaian karena dialog di luar konteks," ungkap Satriono.
Karena masalah keamanan, rekan-rekannya di Didaktika memilih untuk tidak menempati sekretariat mereka untuk sementara sesuai saran pihak kampus. Sebab, menurut kabar yang ia peroleh, Satriono mengatakan Sabtu pagi terpampang beberapa spanduk yang berisi tuntutan untuk menutup aktivitas pers mahasiswa Didaktika.
"Sabtu pagi tadi, dari SMS teman mahasiswa di kampus, saat penutupan ospek FIK, ada spanduk yang menyebutkan pembubaran Didaktika. Ada kabar juga kalau sekret kami dibongkar, buku-buku di dalamnya. Kami merasa tidak aman, dosen pembimbing kami juga melarang kami ke kampus sampai forum dialog dilakukan dan kami dapat perlindungan dari LBH (lembaga bantuan hukum)," ujar Satriono. (Ado)