Sebagai orang yang pernah mengemban tugas dan tanggung jawab mengurus ibukota tercinta, DKI Jakarta, mantan Gubernur Fauzi Bowo memberikan beberapa kritik kepada pemimpin 'Batavia' saat ini, Gubernur Joko Widodo dan wakilnya, Basuki Thahaja Purnama.
Foke mengkritisi sejumlah masalah yang ada di Jakarta, seperti urbanisasi, lingkungan, kemacetan dan lainnya. Pria berkumis ini meminta Jokowi dan Ahok agar Jakarta segera diselamatkan, karena termasuk dalam kota-kota besar yang mendapatkan peringatan akan tenggelam beberapa tahun ke depan apabila tidak ada langkah cepat.
"Jakarta ini masuk nomor 11 dari 20 kota yang akan tenggelam. Ini perlu perhatian. Bukan hanya pemerintahnya, tetapi juga warganya," ujar Foke saat halal bihalal di kediamannya di Jalan Teuku Umar No 19, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 25 Agustus 2013.
Pria yang pernah berpasangan dengan Nachrowli Ramli atau Nara dalam Pilkada Jakarta tahun 2012 lalu itu juga mengingatkan dampak urbanisasi setelah Hari Raya Idul Fitri. Mengingat penduduk serta kendaraan di Jakarta terus bertambah.
Bila ada banyak kaum migran berkumpul di 1 tempat, ditambah lagi tidak ada kendali, maka kawasan itu tidak lagi punya kemampuan untuk memberi layanan pada masyarakat. Ia memberi contoh kota Detroit di Amerika Serikat, yang bangkrut.
"Yang saya ingin tekankan, banyak kota yang tidak bisa melayani masyarakat kota dengan baik. Akibat tidak ada balance antara kemampuan untuk melayani dan di satu sisi kemampuan untuk biayai layanan itu. Kalau salah manajemen, maka skenario selanjutnya itu kehancuran atau kebangkrutan," tegas Foke.
Masalah jumlah kendaraan yang terus meningkat juga menjadi perhatian Foke. Foke melihat masalah sejenis ini seperti tanpa akhir. Seperti sky is the limit. Bagaimana jumlah kendaraan meledak dan bisa semakin banyak di masa mendatang," terang pria berkumis lebat itu.
Meski demikian, Foke mengaku tidak mudah mengatasi masalah jumlah kendaraan. Ia juga mengaku setumpuk masalah Jakarta tersebut tidak akan bisa diselesaikan dalam 1 kali masa pemerintahan.
"Tidak ada single policy harus integrated (terpadu). Tidak ada solusi jangka pendek, tidak bisa dalam waktu 5 tahun. Itu perlu kontinuitas. Oleh karenanya perlu konsistensi pemecahan masalah ini dan juga yang berkesinambungan," tandas Foke.
Mantan Wakil Gubernur era Sutiyoso ini juga menegaskan kritik-kritiknya itu bukan untuk balas dendam atas kekalahan dalam Pilkada 2012 lalu. "Ini bukan politik balas dendam, tapi untuk kebaikan kota dan kebaikan bersama."
Foke pun mendoakan Jokowi dan Ahok agar langgeng dengan segala program-programnya untuk menjadikan Ibukota tersebut lebih baik.
"Saya doakan saja mudah-mudahan langgeng," ucap Foke.
Beresin PKL Senen
Jokowi dan Ahok baru saja membereskan keruwetan Tanah Abang. Pasangan pemimpin ibukota ini berhasil merelokasi PKL yang bercokol di pinggiran jalan Pasar Tanah Abang ke Pasar Blok G. Urusan beresin PKL, Foke mengaku juga pernah melakukan hal yang sama.
"Saya juga pernah beresin Senen, kan sekarang jadi tidak macet. Nah masalahnya ada yang beritain tidak?" cetus Foke.
Doktor lulusan Jerman ini bercerita, saat menata Pasar Senen dirinya pernah dihadapkan pada PKL yang menolak direlokasi.
"Waktu itu saya juga tanya mau dipindahin tidak? Mereka malah jawab mobilnya saja yang pindah, mereka tetap di situ jawabannya," ungkap Foke.
Mendengar jawaban demikian, tidak membuat Foke merelakan PKL merajalela di Senen. "Saya bilang jalan itu ya bukan buat orang dagang. Lalu mereka dipindah," ujarnya.
Terkait relokasi yang dilakukan Jokowi di Tanah Abang, Foke menilai itu sudah selayaknya dilakukan. "Kalau dikembalikan fungsinya, itu sudah seharusnya," ucap Foke.
Bangun Muara Baru dan Marunda
Selain mengaku berhasil membenahi PKL Senen, Foke juga menyatakan Rumah Susun (Rusun) di Muara Baru dan Marunda merupakan hasil pembangunan pada era pemerintahannya. Khusus Rusun Marunda, menurut pria yang akrab disapa Foke ini, program rusun sudah dimulai dari zaman mantan gubernur sebelumnya, Sutiyoso.
"Muara Baru saya yang mulai. Marunda juga saya yang mulai sama Bang Yos (Sutiyoso). Perlu dihitung kemampuan financing untuk berkontribusi. Sebelum kerja, hitung dulu. Saya enggak tahu, yang ngitung bukan saya," ungkap Foke.
Dia menambahkan, program rusun itu harusnya mencontoh Singapura. Di negara tersebut, pembangunannya disertai kemampuan beli dari masyarakatnya.
"Pemerintah Singapura tidak cuma sekadar bangun rumah, tapi juga bangun kesejahteraan warga. Itu gunanya apa? Supaya bisa dibeli warga," tutur pria 65 tahun itu.
Foke pernah bertarung 2 putaran dengan Jokowi dan Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu. Meski sempat menegang pada saat kampanye, namun Foke yang saat itu berpasangan dengan Nara kemudian memberikan ucapan selamat kepada Jokowi-Ahok yang telah memenangkan pilkada. (Riz)
Kritik Foke untuk Jokowi-Ahok
Mantan Gubernur Fauzi Bowo memberikan beberapa kritik kepada pasangan pemimpin DKI Jakarta saat ini, Jokowi dan Ahok.
Advertisement