Mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo atau biasa disapa Foke memberi warning kepada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jokowi-Ahok, terkait dampak urbanisasi setelah Hari Raya Idul Fitri. Menurut Foke, bila terjadi ledakan kaum pendatang dan tak ada pengendalian, maka dikhawatirkan Jakarta tidak lagi punya kemampuan untuk memberi layanan pada masyarakat.
Terkait hal itu, Jokowi mengaku belum mau menjawab. Sebab data jumlah pendatang baru yang masuk ke Jakarta pasca-Lebaran tahun ini belum didapat dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
"Saya belum dapat laporannya dari Dinas, nanti lapangannya saya lihat datanya. Bener atau tidak, baru saya komentar," ujar Jokowi, Senin, (26/8/2013).
Jokowi menuturkan, setelah mendapat laporan berapa jumlah pendatang baru yang masuk, pihaknya akan menjadikan data tersebut sebagai bahan evaluasi untuk mengurangi jumlah pendatang yang masuk ke Jakarta.
"Nanti data itu untuk evaluasi, bahwa harus ada jurus yang jitu, supaya tidak ada yang ke Jakarta lagi," tegasnya.
Pada masa pemerintahan Fauzi Bowo, pemerintah rutin melakukan operasi Yustisi, untuk mencegah tingginya jumlah pendatang baru yang masuk ke Jakarta pasca Hari Raya Idul Fitri. Bagi warga yang terjaring, maka akan dipulangkan ke kampung halamannya.
Namun, saat ini yang sedang dilakukan Pemprov DKI adalah melaksanakan sistem baru yaitu binaan kependudukan. Nantinya sistem itu menjadi pembanding dan diujicoba. Selain itu, selama musim mudik Pemprov juga terus mengimbau masyarakat agar tak membawa kerabat lagi ke Ibukota.
"Bina kependudukan itu. Tapi apakah efektif apa nggak, ya kita lihat. Mana yang lebih efektif. Harus ada pembanding, yustisi atau bina kependudukan. Atau ada jurus yang lain yang belum kita temukan," ucap Jokowi. (Tnt/Ism)
Terkait hal itu, Jokowi mengaku belum mau menjawab. Sebab data jumlah pendatang baru yang masuk ke Jakarta pasca-Lebaran tahun ini belum didapat dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
"Saya belum dapat laporannya dari Dinas, nanti lapangannya saya lihat datanya. Bener atau tidak, baru saya komentar," ujar Jokowi, Senin, (26/8/2013).
Jokowi menuturkan, setelah mendapat laporan berapa jumlah pendatang baru yang masuk, pihaknya akan menjadikan data tersebut sebagai bahan evaluasi untuk mengurangi jumlah pendatang yang masuk ke Jakarta.
"Nanti data itu untuk evaluasi, bahwa harus ada jurus yang jitu, supaya tidak ada yang ke Jakarta lagi," tegasnya.
Pada masa pemerintahan Fauzi Bowo, pemerintah rutin melakukan operasi Yustisi, untuk mencegah tingginya jumlah pendatang baru yang masuk ke Jakarta pasca Hari Raya Idul Fitri. Bagi warga yang terjaring, maka akan dipulangkan ke kampung halamannya.
Namun, saat ini yang sedang dilakukan Pemprov DKI adalah melaksanakan sistem baru yaitu binaan kependudukan. Nantinya sistem itu menjadi pembanding dan diujicoba. Selain itu, selama musim mudik Pemprov juga terus mengimbau masyarakat agar tak membawa kerabat lagi ke Ibukota.
"Bina kependudukan itu. Tapi apakah efektif apa nggak, ya kita lihat. Mana yang lebih efektif. Harus ada pembanding, yustisi atau bina kependudukan. Atau ada jurus yang lain yang belum kita temukan," ucap Jokowi. (Tnt/Ism)