Mantan Kabareskrim Polri Komjen Pol (Purn) Susno Duadji turut mengomentari kasus penembakan yang belakangan menewaskan beberapa anggota polisi. Terpidana sejumlah kasus korupsi itu menilai, teror yang dialamatkan pada aparat kepolisian itu didasarkan pada hal subjektif, pandangan masyarakat pada polisi.
"Jadi polisi itu kan ada yang suka dan enggak. Jadi tugas polisi sudah wajar mendapatkan simpati atau antipati dari orang lain. Namun itu semua tergantung konteksnya," kata Susno usai sidang Peninjauan Kembali (PK) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (26/8/2013).
"Orang lagi pacaran, ada polisi kan jadi enggak suka. Tapi kalau ada yang kejambret dan polisi datang kan senang," candanya.
Menurutnya, kasus ini harus segera diungkap agar penyerangan terhadap anggota polisi tak lagi terulang. Hal ini sesuai dengan perintah Kapolri Jenderal Timur Pradopo dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Putut Eko Bayuseno.
"Saya kira statement Kapolri dan statement dari Kapolda sudah cukup. Kan mereka lagi selidiki soal itu," pungkas Susno.
Sebelumnya, Ipda Anumerta Ahmad Maulana Endang dan Aipda Anumerta Koeshendaratma harus meregang nyawa setelah ditembak dua pelaku tak dikenal pada Jumat 16 Agustus 2013 lalu.
Teror penembakan juga harus dialami seorang anggota Satuan Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polsek Cilandak Aiptu Dwiyanto pada Rabu 7 Agustus 2013 lalu. Penembakan lainnya terjadi pada Sabtu 27 Juli 2013 lalu, sekitar pukul 04.30 WIB terhadap anggota satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Pusat Aipda Patah Saktiyono (53). (Ndy)
"Jadi polisi itu kan ada yang suka dan enggak. Jadi tugas polisi sudah wajar mendapatkan simpati atau antipati dari orang lain. Namun itu semua tergantung konteksnya," kata Susno usai sidang Peninjauan Kembali (PK) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (26/8/2013).
"Orang lagi pacaran, ada polisi kan jadi enggak suka. Tapi kalau ada yang kejambret dan polisi datang kan senang," candanya.
Menurutnya, kasus ini harus segera diungkap agar penyerangan terhadap anggota polisi tak lagi terulang. Hal ini sesuai dengan perintah Kapolri Jenderal Timur Pradopo dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Putut Eko Bayuseno.
"Saya kira statement Kapolri dan statement dari Kapolda sudah cukup. Kan mereka lagi selidiki soal itu," pungkas Susno.
Sebelumnya, Ipda Anumerta Ahmad Maulana Endang dan Aipda Anumerta Koeshendaratma harus meregang nyawa setelah ditembak dua pelaku tak dikenal pada Jumat 16 Agustus 2013 lalu.
Teror penembakan juga harus dialami seorang anggota Satuan Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polsek Cilandak Aiptu Dwiyanto pada Rabu 7 Agustus 2013 lalu. Penembakan lainnya terjadi pada Sabtu 27 Juli 2013 lalu, sekitar pukul 04.30 WIB terhadap anggota satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Pusat Aipda Patah Saktiyono (53). (Ndy)