Sukses

Wiranto: Penembakan Polisi, Jangan Spekulasi

Purnawirawan Jenderal TNI Wiranto ikut buka suara terkait penembakkan sejumlah anggota polisi oleh orang tak dikenal beberapa waktu lalu.

Purnawirawan Jenderal TNI Wiranto ikut buka suara terkait penembakkan sejumlah anggota polisi oleh orang tak dikenal beberapa waktu terakhir. Bagi Wiranto, tak boleh ada andai-andai dalam proses pengusutan kasus ini.

"Kita tidak boleh berandai-andai. Karena siapapun sudah bisa pakai senjata sekarang ini," kata Wiranto usai acara halal bihalal Partai Golkar di Shangri-La Hotel, Jakarta Pusat, semalam.

Menurut mantan Panglima ABRI ini, peredaran senjata gelap saat ini mudah didapat. Maka itu, Wiranto meminta semua pihak agar tidak berandai-andai. "Kalau main andai-andai nanti kita bisa merusak suasana," ujar Ketua Umum Partai Hanura ini.

"Diselidiki saja dengan cara yang benar. Kan ada indikasinya, ada temuan-temuan yang dapat ke arah mana, daripada kita berspekulasi," pungkas Wiranto.

Bukan Teroris

Sementara pengamat intelijen Umar Abduh menilai, pelaku penembakkan terhadap polisi bukanlah buah karya teroris. Karena setiap jaringan teroris di Indonesia kini berada dalam monitoring Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri. "Yang jelas pelaku itu bukan teroris," kata Umar.

"Kalau teroris pasti cepat ditangkap, karena jaringannya, operatornya di-monitor terus, ditempel terus oleh Densus 88. Jadi itu bukan teroris," ujarnya.

Lalu jika pelakunya bukan dilakukan oleh teroris, maka siapa pelaku penembakkan terhadap polisi tersebut? Umar memprediksi, para pelaku adalah mereka yang secara hukum diperbolehkan menggunakan senjata. "Ya bisa temannya sendiri sesama polisi, atau bisa juga tentara," pungkas Umar.

Ipda Anumerta Ahmad Maulana Endang dan Aipda Anumerta Koeshendaratma harus meregang nyawa setelah ditembak dua pelaku tak dikenal pada Jumat 16 Agustus 2013 lalu.

Teror penembakan juga harus dialami seorang anggota Satuan Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polsek Cilandak Aiptu Dwiyanto pada Rabu 7 Agustus 2013 lalu. Penembakan lainnya terjadi pada Sabtu 27 Juli 2013 lalu, sekitar pukul 04.30 WIB terhadap anggota satuan Lalu Lintas Polres Metro Jakarta Pusat Aipda Patah Saktiyono (53). (Ndy/Ism)