Sebagian warga Pekanbaru, Riau, memutuskan mengenakan masker pelindung pernapasan ketika di luar rumah akibat asap pekat dari kebakaran lahan dan hutan yang menyelimuti udara di kota itu.
"Pagi hari saya buka pintu, asap sangat pekat. Saya khawatir kondisi ini membuat anak-anak saya sakit," kata Dewi Astuti, salah seorang warga Pekanbaru, Selasa (27/8/2013).
Dewi juga mengharuskan anaknya yang baru berusia 5 tahun mengenakan masker ketika di sekolah. Ia mengeluhkan cemaran asap yang kembali terulang.
Dia juga mengaku kecewa dengan kinerja aparat pemerintah dalam mnanggulangi kebakaran hutan dan lahan. "Pejabat jangan sibuk kampanye pilkada gubernur saja, tolong kondisi masyarakat diperhatikan," katanya.
Keluhan senada juga dilontarkan warga lain, Riana Handayani, yang terpaksa mengenakan masker karena asap mulai mengganggu kesehatan seperti iritasi pada mata dan saluran pernapasan.
Ia mengatakan, asap mulai terasa sejak dini hari hingga masuk ke dalam rumah. "Saya terpaksa menutup saluran ventilasi di rumah dengan koran untuk menghalangi asap yang masuk," ujarnya.
Hingga sekitar pukul 11.30 WIB, asap pekat masih menyelimuti langit Kota Pekanbaru. Kondisi ini terparah sejak Juni lalu ketika pemerintah memberlakukan darurat asap akibat kebakaran yang asapnya juga mencapai Singapura dan Malaysia.
   Â
Asap juga mengganggu jarak pandang pada pagi hari dan mengakibatkan pengguna kendaraan bermotor memperlambat laju kecepatan di jalan raya. Sedangkan jarak pandang pilot di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru menurun drastis tinggal 500 meter pada pagi hari, mengakibatkan 3 pesawat tujuan Pekanbaru dialihkan ke Bandara Kuala Namu, Medan, dan Bandara Hang Nadim, Batam. (Ant/Ado/Yus)
"Pagi hari saya buka pintu, asap sangat pekat. Saya khawatir kondisi ini membuat anak-anak saya sakit," kata Dewi Astuti, salah seorang warga Pekanbaru, Selasa (27/8/2013).
Dewi juga mengharuskan anaknya yang baru berusia 5 tahun mengenakan masker ketika di sekolah. Ia mengeluhkan cemaran asap yang kembali terulang.
Dia juga mengaku kecewa dengan kinerja aparat pemerintah dalam mnanggulangi kebakaran hutan dan lahan. "Pejabat jangan sibuk kampanye pilkada gubernur saja, tolong kondisi masyarakat diperhatikan," katanya.
Keluhan senada juga dilontarkan warga lain, Riana Handayani, yang terpaksa mengenakan masker karena asap mulai mengganggu kesehatan seperti iritasi pada mata dan saluran pernapasan.
Ia mengatakan, asap mulai terasa sejak dini hari hingga masuk ke dalam rumah. "Saya terpaksa menutup saluran ventilasi di rumah dengan koran untuk menghalangi asap yang masuk," ujarnya.
Hingga sekitar pukul 11.30 WIB, asap pekat masih menyelimuti langit Kota Pekanbaru. Kondisi ini terparah sejak Juni lalu ketika pemerintah memberlakukan darurat asap akibat kebakaran yang asapnya juga mencapai Singapura dan Malaysia.
   Â
Asap juga mengganggu jarak pandang pada pagi hari dan mengakibatkan pengguna kendaraan bermotor memperlambat laju kecepatan di jalan raya. Sedangkan jarak pandang pilot di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru menurun drastis tinggal 500 meter pada pagi hari, mengakibatkan 3 pesawat tujuan Pekanbaru dialihkan ke Bandara Kuala Namu, Medan, dan Bandara Hang Nadim, Batam. (Ant/Ado/Yus)