Sukses

Kisruh Keraton Surakarta, Polisi Serahkan ke Internal

Jajaran Kepolisian Resor Kota Surakarta mulai menyelidiki secara internal, terkait peristiwa keributan yang terjadi antara keluarga Keraton.

Polres Kota Surakarta telah menyelidiki secara internal keributan yang terjadi antara keluarga Keraton Surakarta. Kendati begitu, kasus ini akan diselesaikan secara internal.

"Kami sedang selidiki informasi-informasi tentang keributan itu, seperti dugaan adanya pemukulan, perusakan, dan penyekapan," kata Kepala Polresta Surakarta Kombes Polisi Asdjima'in di Solo, Jawa Tengah, Selasa (27/8/2013).

Menurut Asdjima'in, kasus ini dapat dilanjutkan proses hukum bila ada unsur tindak pidana. Namun, sambung Asdjima'in, kedua belah pihak keluarga keraton yang sedang berselisih hanya melakukan pelanggaran adat atau sosial. Untuk itulah, pihaknya akan mengembalikan ke internal keraton.

"Mereka dinilai melanggar adat, kita kembalikan internal keraton untuk diselesaikan secara kekeluargaan," tutur Asdjima'in.

Selain itu, Asdjima'in menjelaskan, polisi sudah melakukan koordinasi dengan kedua belah pihak yang berselisih. Kedua belah pihak pun sudah sepakat, jika ada ranah yang melanggar unsur pidana harus diproses hukum sesuai aturan yang berlaku.

"Jika ada proses pidana, kita lakukan proses hukum sesuai kesepakatan kedua pihak pada Senin 26 Agustus malam," terang Asdjima'in,

Sejauh ini, Kepolisian Resor Kota Surakarta juga sudah melaksanakan pengamanan yang didukung oleh anggota TNI. Pengamanan dilakukan secara menyeluruh, baik kepada personel maupun harta benda di lingkungan keraton. Dan belum diketahui tersangka di balik aksi rusuh itu.

"Kami belum ada menemukan tersangka terkait keribuatan itu. Kami berharap dukungan dari berbagai pihak untuk dapat menyelesaikan konflik keraton dengan damai," ungkap Asdjima'in.

Pada hari Selasa ini, kondisi keamanan di lingkungan keraton sudah kondusif. Wisata keraton pun telah dibuka untuk umum seperti bisaa. Namun hanya diperbolehkan hingga museum keraton saja.

Kendati demikian, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tak terpengaruh dan terprovokasi permasalahan keraton yang sudah berkepanjangan.

Sementara sejumlah personel Polresta Surakarta melakukan pengamanan baik terbuka maupun tertutup antara lain dari pasukan Dalmas, Sabhara, dan Brimob yang didukung anggota TNI untuk mengantisipasi keributan di antara dua kubu penguasa Keraton Surakarta, yakni Lembaga Adat yang dipimpin G.K.R. Wandansari (Gusti Moeng), dan Dwi Tunggal, Paku Buwono XIII Hangabehi-Tedjowulan.

Aparat Keamanan menyiapkan ratusan personel untuk pengamanan mengantisipasi adanya kerusuhan terkait konflik internal keraton.

"Kita siapkan personel baik dari anggota Polsek maupun Polresta untuk melakukan pengamanan secara preventif, sejak Sabtu (24/8) malam, sebelum dilakukannya proses pengukuhan. Jika ada konflik dan sulit dilakukan perdamaian, maka polisi akan mengambil tindakan tegas," pungkas Asdjima'in. (Ant/Tnt/Ism)