Setahun sudah kasus video porno mirip politisi PDIP Karolin Margareth Natasya belum terungkap. Padahal, Badan Kehormatan (BK) DPR sempat menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada Bareskrim Mabes Polri.
Anggota BK DPR RI, Ali Maschan Moesa berjanji akan terus mengusut kasus video mesum itu. BK berencana mendatangkan 3 ahli telematika untuk menuntaskan kasus tersebut.
"Kita putuskan minimal 3 (yang dipanggil). Yang menyatakan sanggup baru dari ITB," ungkap politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (27/8/2013).
Menurut Ali, informasi yang sudah dikumpulkan Badan Kehormatan sudah diserahkan ke digital forensik Bareskrim Polri. Tetapi, tidak ada hasilnya. "Anehnya justru (alat) Bareskrim enggak bisa dibaca (video itu)," jelas Ali.
Meski belum dapat memastikan kapan kasus ini rampung di BK DPR, loyalis almarhum Gus Dur ini berjanji akan segera mengusut dan terus berusaha menyelesaikan kasus skandal video porno itu. Dia mengaku, kasus ini menjadi tanggung jawab BK DPR sebagai lembaga penegak etika di parlemen. "Segera. Itu tanggung jawab kita, seperti ada yang ganjal di hati (kalau tidak selesai)," pungkasnya.
Karolin sudah membantah video mesum itu. Dia menduga ada unsur politis dalam kasus itu. Alasannya, video itu mencuat menjelang Pilkada Kalimantan Barat. Dalam pilkada itu, sang ayah saat itu merupakan calon incumbent Gubernur Kalbar dari PDIP, Cornelis. (Ism/Yus)
Anggota BK DPR RI, Ali Maschan Moesa berjanji akan terus mengusut kasus video mesum itu. BK berencana mendatangkan 3 ahli telematika untuk menuntaskan kasus tersebut.
"Kita putuskan minimal 3 (yang dipanggil). Yang menyatakan sanggup baru dari ITB," ungkap politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (27/8/2013).
Menurut Ali, informasi yang sudah dikumpulkan Badan Kehormatan sudah diserahkan ke digital forensik Bareskrim Polri. Tetapi, tidak ada hasilnya. "Anehnya justru (alat) Bareskrim enggak bisa dibaca (video itu)," jelas Ali.
Meski belum dapat memastikan kapan kasus ini rampung di BK DPR, loyalis almarhum Gus Dur ini berjanji akan segera mengusut dan terus berusaha menyelesaikan kasus skandal video porno itu. Dia mengaku, kasus ini menjadi tanggung jawab BK DPR sebagai lembaga penegak etika di parlemen. "Segera. Itu tanggung jawab kita, seperti ada yang ganjal di hati (kalau tidak selesai)," pungkasnya.
Karolin sudah membantah video mesum itu. Dia menduga ada unsur politis dalam kasus itu. Alasannya, video itu mencuat menjelang Pilkada Kalimantan Barat. Dalam pilkada itu, sang ayah saat itu merupakan calon incumbent Gubernur Kalbar dari PDIP, Cornelis. (Ism/Yus)