Sukses

Ungkap Kematian Singa dan Harimau, Polisi Periksa Hasil Lab

Selain memeriksa petugas kebun binatang, kepolisian juga memeriksa hasil laboratorium terkait kematian 2 singa dan 1 harimau di Jambi

Selain memeriksa sejumlah saksi, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi bekerja sama dengan kepolisian juga memeriksa hasil laboratorium Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) Regional II Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Ini merupakan upaya pengungkapan kasus kematian dua ekor singa Afrika (Panthera leo) yakni Gebo dan Sonia, serta harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) bernama Peter di Kebun Binatang Taman Rimba, Jambi.

"Penyidik dari kepolisian sedang dalam perjalanan ke Padang untuk memeriksa hasil laboratorium, untuk dimasukkan ke dalam berita acara," ujar Pelaksana Harian Kepala BKSDA Jambi, Nurazman saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Selasa (27/8/2013) petang.

Lebih lanjut terkait pemeriksaan terhadap 5 saksi terkait kematian ini, Nurazman mengatakan, sampai saat ini penyidik kepolisian belum dapat menetapkan tersangka. "Kan nanti dari hasil pemeriksaan saksi dan hasil visum akan mengerucut. Jadi sekarang ini belum ada penetapan tersangka," jelas Nurazman.

Kedua singa Afrika dan harimau Sumatera mati akibat memakan daging yang terkontaminasi racun striknin di Kebun Binatang Taman Rimba Jambi pada 17 dan 19 Agustus lalu.

Selain itu, bayi harimau bernama Ayu juga menjadi korban dugaan pembunuhan dengan racun. Beruntung, Ayu berhasil melewati masa kritis dan berhasil diselamatkan. Saat ini kondisi kesehatan Ayu berangsur pulih.

Kasus harimau mati akibat diracun bukan yang pertama terjadi di kebun binatang ini. Pada tahun 2009, seekor harimau Sumatera bernama Sheila mati diracun dan dijual kulitnya oleh sekelompok orang. Hingga saat ini pihak BKSDA yang bekerja sama dengan kepolisian belum berhasil menangkap para pelakunya. (Rmn/Sss)
Video Terkini