Sukses

5 Cibiran Farhat Abbas kepada Jokowi di Twitter

Pengacara Farhat Abbas kembali melontarkan pernyataan kontroversialnya. Kali ini giliran Jokowi yang menjadi objek.

Pengacara Farhat Abbas kembali melontarkan pernyataan kontroversialnya. Kali ini, suami penyanyi Nia Daniati itu bertubi-tubi 'menyerang' Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi.

Serangan Farhat itu dilontarkan lewat akun twitter pribadi @farhatabbaslaw sejak pagi tadi, Rabu (28/8/2013). Serangan, cibiran, kritikan mulai dari sumpah pocong sampai blusukan yang dinilai tidak tepat di Jakarta.

Apa saja serangan-serangan Farhat kepada Jokowi? Berikut kicauan Farhat:


1. Sumpah Pocong

Farhat menantang Jokowi untuk menjadi bintang iklan sumpah pocong. Dan men-judge Jokowi pasti tak akan berani melakukan hal tersebut.

"Berani gak jokowi jadi bintang iklan sumpah pocong gak korupsi & KKN ? Sejuta persen pasti takut
!," kicau Farhat lewat akunnya @farhatabbaslaw, Rabu (28/8/2013).


2. Jokowi = Mbah Marijan

'Sentilan' Farhat untuk Jokowi tidak sampai di situ. Pria 37 tahun itu juga mengibaratkan Jokowi seperti Mbah Marijan. Belum tahu kuat atau tidak tapi malah dikenal sebagai orang kuat.

"Jokowi oleh rakyat kecil dianggap sebagai seperti Mbah Marijan, gak tahu apa kuat & saktinya tetap aja jadi iklan minuman ekstra kuat. He he," sebut Farhat.


3. Blusukan

Farhat juga mengkritisi gaya kerja blusukan Jokowi. Menurut dia, untuk saat ini, blusukan bukan cara yang tepat. Lebih baik membuat Jakarta sejahtera dulu, baru kemudian blusukan.

"Jakarta sejahtera dululah baru gubernurnya blusukan,, kalo blusukan sebelum jakarta sejahtera,, kapan sejahtera nya?" tulis Farhat.


4. Ke Solo Aja

Di mata Farhat, gaya kepemimpinan jokowi lebih cocok untuk di Solo ketimbang di Jakarta. Anak mantan hakim agung Abbas Said ini menilai, blusukan Jokowi sama seperti solo karier.

"Gaya kepemimpinan jokowi cocok buat di Solo, kalo di jakarta gak cocok jokowi ber solo karier blusukan mulu."



5. Pekerja Partai

Terakhir, Farhat menilai Jokowi bukanlah bekerja untuk rakyat, melainkan untuk partai. Buktinya, menurut Farhat, Jokowi kerap menjadi juru dan duta kampanye untuk calon pemimpin daerah lain.

"Jokowi bukan pekerjanya rakyat! Jokowi pekerjanya partai ! Partai mencalonkan peserta pilkada, jokowi bekerja jadi juru dan duta kampanye," kicau Farhat. (Riz/Ism)

Video Terkini