Tim pemenangan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) tidak mau dikalahkan oleh 'tuah Jokowi' dalam perhelatan Pilkada Jawa Timur yang akan digelar pada Kamis 29 Agustus besok. Jika kalah, maka pasangan incumbent itu akan menanggung malu.
"Kalau satu partai mengalahkan yang banyak partai, kan malu," kata tim pemenangan KarSa Hadi Pranoto di posko pemenangan yang beralamat di Jalan Citarum, Surabaya, Rabu (28/8/2013).
Yang dimaksud Hadi itu adalah pasangan KarSa tidak boleh kalah dari pasangan Bambang DH-Said Abdullah yang diusung oleh PDIP. Dalam kampanye, pasangan ini mendaulat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi sebagai juru kampanye. Strategi ini diprediksi bisa menarik massa untuk memilih Bambang DH-Said yang hanya didukung PDIP.
Hadi mengatakan, tuah Jokowi itu menjadi tantangan sendiri bagi 24 partai politik pendukung KarSa. Dia yakin, parpol pendukung, baik yang memiliki kursi di parlemen maupun non-parlemen, tidak akan tinggal diam.
"Saya pikir menjadi tantangan partai itu untuk tidak diam. Jika dukungan KarSa hanya formalitas dan di kalangan elit tentu, akan ada dampak politik ke depannya. Bisa jadi bahan olok-olok," lanjutnya.
Karena itu, Hadi yakin parpol pendukung tak akan diam begitu saja. Mereka akan menggerakkan organ partai untuk menjaga konsistensi dukungan terhadap KarSa. (Eks/Ism)
"Kalau satu partai mengalahkan yang banyak partai, kan malu," kata tim pemenangan KarSa Hadi Pranoto di posko pemenangan yang beralamat di Jalan Citarum, Surabaya, Rabu (28/8/2013).
Yang dimaksud Hadi itu adalah pasangan KarSa tidak boleh kalah dari pasangan Bambang DH-Said Abdullah yang diusung oleh PDIP. Dalam kampanye, pasangan ini mendaulat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi sebagai juru kampanye. Strategi ini diprediksi bisa menarik massa untuk memilih Bambang DH-Said yang hanya didukung PDIP.
Hadi mengatakan, tuah Jokowi itu menjadi tantangan sendiri bagi 24 partai politik pendukung KarSa. Dia yakin, parpol pendukung, baik yang memiliki kursi di parlemen maupun non-parlemen, tidak akan tinggal diam.
"Saya pikir menjadi tantangan partai itu untuk tidak diam. Jika dukungan KarSa hanya formalitas dan di kalangan elit tentu, akan ada dampak politik ke depannya. Bisa jadi bahan olok-olok," lanjutnya.
Karena itu, Hadi yakin parpol pendukung tak akan diam begitu saja. Mereka akan menggerakkan organ partai untuk menjaga konsistensi dukungan terhadap KarSa. (Eks/Ism)