Relokasi warga bantaran Waduk Ria Rio di Pedongkelan, Jakarta Timur, agaknya menemui jalan terjal. Bahkan, warga sekitar waduk terlihat sangat sensitif dengan kedatangan orang asing. Tak heran mereka pun terlihat emosi dan tidak bersahabat ketika ditemui sejumlah wartawan.
"Daripada nanti lu kenapa-kenapa di sini, lebih baik lu cabut dech," ketus salah satu warga bantaran Waduk Ria Rio, Rabu (28/8/2013).
Hal itu bermula dari keinginan mencari sesepuh warga waduk untuk dimintai keterangan serta mengambil gambar suasana waduk. Namun, sekelompok warga datang menghampiri juru foto dan menghalangi proses pengambilan gambar.
"Lebih baik jangan di sini, warga lagi resah soal penggusuran. Lu kalau nggak dikasih jangan maksa dong. Nggak ada wawancara dulu deh. Warga syok setelah tahu soal penggusuran," ujar seorang warga dengan nada keras.
Berulang kali permohonan maaf terlontar, namun tak ditanggapi warga. Mereka terus melakukan pengusiran. Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, para pewarta memutuskan meninggalkan tempat tersebut.
Pantauan Liputan6.com, pemukiman di bantaran Waduk Ria Rio tidak kalah padat dengan Waduk Pluit yang terdapat di Jakarta Utara. Jarak antara rumah yang satu dengan lainnya hanya dipisahkan papan tripleks.
Lorong gelap sebagai pemisah depan dan belakang rumah, ditambah dengan kandang burung yang tak berjarak, semakin memperlihatkan semrawutnya kawasan ini. (Ado/Ism)
"Daripada nanti lu kenapa-kenapa di sini, lebih baik lu cabut dech," ketus salah satu warga bantaran Waduk Ria Rio, Rabu (28/8/2013).
Hal itu bermula dari keinginan mencari sesepuh warga waduk untuk dimintai keterangan serta mengambil gambar suasana waduk. Namun, sekelompok warga datang menghampiri juru foto dan menghalangi proses pengambilan gambar.
"Lebih baik jangan di sini, warga lagi resah soal penggusuran. Lu kalau nggak dikasih jangan maksa dong. Nggak ada wawancara dulu deh. Warga syok setelah tahu soal penggusuran," ujar seorang warga dengan nada keras.
Berulang kali permohonan maaf terlontar, namun tak ditanggapi warga. Mereka terus melakukan pengusiran. Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, para pewarta memutuskan meninggalkan tempat tersebut.
Pantauan Liputan6.com, pemukiman di bantaran Waduk Ria Rio tidak kalah padat dengan Waduk Pluit yang terdapat di Jakarta Utara. Jarak antara rumah yang satu dengan lainnya hanya dipisahkan papan tripleks.
Lorong gelap sebagai pemisah depan dan belakang rumah, ditambah dengan kandang burung yang tak berjarak, semakin memperlihatkan semrawutnya kawasan ini. (Ado/Ism)