Audit investigatif tahap II Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap proyek pembangunan Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3 SON) di Desa Hambalang sudah beredar. Namun, kini muncul versi lain.
Berbeda dengan audit versi I yang telah beredar. Dalam dokumen audit versi II yang diperoleh Liputan6.com, tak disebutkan nama-nama anggota DPR yang diduga terlibat dalam proyek senilai Rp 2,5 triliun itu.
Meski demikian, dalam audit versi ke-2 itu menyebutkan kerugian negara yang ditimbulkan dalam proyek itu sebesar Rp 463,67 miliar. Sama seperti audit yang telah beredar.
Hal tersebut pun dibenarkan Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso. "Saya baru tadi malam baca salinan dokumen resmi yang disampaikan Ketua BPK. Saya bolak-balik dari ratusan halaman, saya tidak mendapatkan 15 nama inisial di situ," kata Priyo di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (28/8/2013).
Priyo mengklaim pihaknya tak mengetahui mengenai dokumen Hambalang yang telah beredar. "Kami tidak pernah mendapatkan. Kami megang dokumen resmi yang secara resmi. Kami tidak pernah dapat dokumen (beredar) itu," ujarnya. (Ary/Ism)
Berbeda dengan audit versi I yang telah beredar. Dalam dokumen audit versi II yang diperoleh Liputan6.com, tak disebutkan nama-nama anggota DPR yang diduga terlibat dalam proyek senilai Rp 2,5 triliun itu.
Meski demikian, dalam audit versi ke-2 itu menyebutkan kerugian negara yang ditimbulkan dalam proyek itu sebesar Rp 463,67 miliar. Sama seperti audit yang telah beredar.
Hal tersebut pun dibenarkan Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso. "Saya baru tadi malam baca salinan dokumen resmi yang disampaikan Ketua BPK. Saya bolak-balik dari ratusan halaman, saya tidak mendapatkan 15 nama inisial di situ," kata Priyo di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (28/8/2013).
Priyo mengklaim pihaknya tak mengetahui mengenai dokumen Hambalang yang telah beredar. "Kami tidak pernah mendapatkan. Kami megang dokumen resmi yang secara resmi. Kami tidak pernah dapat dokumen (beredar) itu," ujarnya. (Ary/Ism)