Kementerian Agama kembali menggelar simposium internasional pengembangan Madrasah. Simposium yang diadakan Badan Litbang dan Diklat Kemenang itu akan digelar pada 3 hingga 5 September mendatang di Hotel Horison, Jalan KH Noer Ali, Bekasi.
Melalui pesan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (28/8/2013), Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Zubaidi menjelaskan, Simposium II bertema Pemberdayaan Madrasah dalam Konteks Global atau Empowering Madrasa in the Global Context itu dilatarbelakangi adanya fenomena madrasah telah mengalami pengarusutamaan (mainstreaming). Tidak hanya dengan sistem pendidikan nasional, tetapi juga nilai-nilai pendidikan baru yang berkembang pada tingkat global.
"Karena itu, pemberdayaan madrasah harus selalu didorong dan dijadikan program pemerintah sehingga seluruh madrasah yang jumlah ribuan dan tersebar di seluruh Indonesia mengalami peningkatan kualitas," kata Zubaidi.Â
Sehingga, Zubaidi menambahkan, pada tingkat global madrasah menjadi lembaga pendidikan Islam yang dapat dijadikan sebagai model bagi dunia muslim. Madrasah diharapkan memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan global, perdamaian dunia, kesejahteraan umat manusia, dan peradaban dunia, merupakan harapan dan cita-cita bersama.
Simposium yang diikuti 130 peserta itu akan menghadirkan beberapa hasil riset dari berbagai daerah di Indonesia, Asia Tenggara, Asia Tengah, Timur Tengah dan negara-negara Barat. Serta sejumlah guru besar seperti Prof Ahmad Mahmoud Karimah dari Universitas Al Azhar Mesir, Associate Professor Anthropologi Universitas North Florida Ronald Lukens-Bull, Fethullah Gulen Chair Turki Dr Ali Unsal dan sebagainya.
"Kegiatan simposium itu dijadwalkan menghadirkan keynote speech sekaligus pembuka acara, Wakil Presiden Boediono," tukas Zubaidi. (Adi/Mut)
Melalui pesan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (28/8/2013), Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Zubaidi menjelaskan, Simposium II bertema Pemberdayaan Madrasah dalam Konteks Global atau Empowering Madrasa in the Global Context itu dilatarbelakangi adanya fenomena madrasah telah mengalami pengarusutamaan (mainstreaming). Tidak hanya dengan sistem pendidikan nasional, tetapi juga nilai-nilai pendidikan baru yang berkembang pada tingkat global.
"Karena itu, pemberdayaan madrasah harus selalu didorong dan dijadikan program pemerintah sehingga seluruh madrasah yang jumlah ribuan dan tersebar di seluruh Indonesia mengalami peningkatan kualitas," kata Zubaidi.Â
Sehingga, Zubaidi menambahkan, pada tingkat global madrasah menjadi lembaga pendidikan Islam yang dapat dijadikan sebagai model bagi dunia muslim. Madrasah diharapkan memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan global, perdamaian dunia, kesejahteraan umat manusia, dan peradaban dunia, merupakan harapan dan cita-cita bersama.
Simposium yang diikuti 130 peserta itu akan menghadirkan beberapa hasil riset dari berbagai daerah di Indonesia, Asia Tenggara, Asia Tengah, Timur Tengah dan negara-negara Barat. Serta sejumlah guru besar seperti Prof Ahmad Mahmoud Karimah dari Universitas Al Azhar Mesir, Associate Professor Anthropologi Universitas North Florida Ronald Lukens-Bull, Fethullah Gulen Chair Turki Dr Ali Unsal dan sebagainya.
"Kegiatan simposium itu dijadwalkan menghadirkan keynote speech sekaligus pembuka acara, Wakil Presiden Boediono," tukas Zubaidi. (Adi/Mut)