Suasana Taman Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan siang kemarin agak terik. Terlihat seorang wanita muda bertopi coklat memberikan instruksi kepada beberapa pekerja untuk mencat bangku-bangku besi di taman itu.
Wanita berpakaian batik dengan balutan celana bahan putih itu melemparkan senyumnya dan berkata, "Siang mas, iya nih kita lagi membenahi taman ini biar lebih bagus," ucap dia. Wanita berambut pendek itu adalah Susan Jasmine Zulkifli, Lurah Lenteng Agung, yang menjadi perhatian warga. Terutama warga Jakarta Selatan.
Ditemani Asril Rizal, Camat Jagakarsa, Susan memimpin jalannya pembersihan di taman itu. Beberapa orang pekerja yang ia pimpin terlihat menyapu dan membersihkan taman. Selain itu ada juga yang mengecat bangku besi di taman itu.
Kegiatan itu sebagai bentuk bagian dari program kerjanya sebagai Lurah. Target Susan, melakukan penghijauan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di wilayahnya.
"Kalau untuk program sendiri, karena kita sifatnya ke lingkungan ya. Tidak jauh dari visi misi gubernur. Saya akan lakukan penghijauan RTH, seperti di taman ini. Ini juga sebagai tempat bermain anak-anak kecil, ini juga akan kita akan rawat," kata Susan ditemui Liputan6.com di Taman Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis 29 Agustus 2013.
Wanita lulusan Fisip Universitas Indonesia ini mengaku malu jika wilayahnya tidak terlihat bersih. Untuk itu, salah satu program utamanya yakni pembersihan taman dan lingkungan. "Saya sebagai pemimpin wanita di wilayah saya, saya malu kalau lingkungan saya terlihat kotor dan jorok," tambahnya.
Untuk kalangan Lurah, usianya memang tergolong muda. Namun, hal itu juga memacu dirinya untuk bekerja lebih keras membenahi daerah yang dipimpinnya. "Kalau masih bisa dilakuin kenapa ngga," singkatnya
Usai memimpin kerja, wanita kelahiran 3 April 1970 ini langsung mengajak untuk berteduh di bawah pohon di taman itu. Dengan menggunakan tikar yang digelar di bawah pohon itu, Susan diwawancarai.
Namun, ketika ditanya mengenai demo yang dilakukan warganya pada Rabu 28 Agustus kemarin. Mimik muka ibu beranak 1 ini langsung mengkerut. Dia hanya berkata hanya ingin fokus menjalankan tugasnya sebagai Lurah di Lenteng Agung. Dia juga tak memungkiri bahwa yang melakukan unjuk rasa itu adalah warganya.
"Mereka warga saya, selama mereka mengeluarkan aspirasi ya tidak masalah. Mengeluarkan pendapat itu wajar. Paling itu cuma beberapa ya warga saya," tuturnya sambil menurunkan nada suaranya.
Susan enggan berkomentar mengenai siapa di balik aksi demo yang dilakukan sebagian warganya yang menuntut dirinya mundur sebagai Lurah. "Kalau itu saya tidak tahu, saya di sini kerja saja. Semampu saya. Kalau masalah itu saya tidak tahu. Kan masing-masing orang punya pendapat," ucapnya singkat.
Sebagai Lurah, kata Susan, bukan semata-mata dipilih oleh warganya seperti pemilihan Kepala Desa. Wanita yang pernah bekerja sebagai salah satu Staf di Kantor Keluarga Berencana (KB) ini mengatakan menjabat sebagai Lurah merupakan sebagai kepanjangan tangan dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
"Saya juga kan berdasarkan SK memimpin di sini. Saya Lurah di sini, tugas saya membantu warga sebagai kepanjangan tangan Gubernur dan Wakil Gubernur. Tolong dipilah, saya ini bukan kepala desa. Di sini bukan asal di taro orang juga. Dalam hal ini penempatan ini BKD tak sembarangan menaro orang," tegas Susan. (Ary/Ism)
Wanita berpakaian batik dengan balutan celana bahan putih itu melemparkan senyumnya dan berkata, "Siang mas, iya nih kita lagi membenahi taman ini biar lebih bagus," ucap dia. Wanita berambut pendek itu adalah Susan Jasmine Zulkifli, Lurah Lenteng Agung, yang menjadi perhatian warga. Terutama warga Jakarta Selatan.
Ditemani Asril Rizal, Camat Jagakarsa, Susan memimpin jalannya pembersihan di taman itu. Beberapa orang pekerja yang ia pimpin terlihat menyapu dan membersihkan taman. Selain itu ada juga yang mengecat bangku besi di taman itu.
Kegiatan itu sebagai bentuk bagian dari program kerjanya sebagai Lurah. Target Susan, melakukan penghijauan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di wilayahnya.
"Kalau untuk program sendiri, karena kita sifatnya ke lingkungan ya. Tidak jauh dari visi misi gubernur. Saya akan lakukan penghijauan RTH, seperti di taman ini. Ini juga sebagai tempat bermain anak-anak kecil, ini juga akan kita akan rawat," kata Susan ditemui Liputan6.com di Taman Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis 29 Agustus 2013.
Wanita lulusan Fisip Universitas Indonesia ini mengaku malu jika wilayahnya tidak terlihat bersih. Untuk itu, salah satu program utamanya yakni pembersihan taman dan lingkungan. "Saya sebagai pemimpin wanita di wilayah saya, saya malu kalau lingkungan saya terlihat kotor dan jorok," tambahnya.
Untuk kalangan Lurah, usianya memang tergolong muda. Namun, hal itu juga memacu dirinya untuk bekerja lebih keras membenahi daerah yang dipimpinnya. "Kalau masih bisa dilakuin kenapa ngga," singkatnya
Usai memimpin kerja, wanita kelahiran 3 April 1970 ini langsung mengajak untuk berteduh di bawah pohon di taman itu. Dengan menggunakan tikar yang digelar di bawah pohon itu, Susan diwawancarai.
Namun, ketika ditanya mengenai demo yang dilakukan warganya pada Rabu 28 Agustus kemarin. Mimik muka ibu beranak 1 ini langsung mengkerut. Dia hanya berkata hanya ingin fokus menjalankan tugasnya sebagai Lurah di Lenteng Agung. Dia juga tak memungkiri bahwa yang melakukan unjuk rasa itu adalah warganya.
"Mereka warga saya, selama mereka mengeluarkan aspirasi ya tidak masalah. Mengeluarkan pendapat itu wajar. Paling itu cuma beberapa ya warga saya," tuturnya sambil menurunkan nada suaranya.
Susan enggan berkomentar mengenai siapa di balik aksi demo yang dilakukan sebagian warganya yang menuntut dirinya mundur sebagai Lurah. "Kalau itu saya tidak tahu, saya di sini kerja saja. Semampu saya. Kalau masalah itu saya tidak tahu. Kan masing-masing orang punya pendapat," ucapnya singkat.
Sebagai Lurah, kata Susan, bukan semata-mata dipilih oleh warganya seperti pemilihan Kepala Desa. Wanita yang pernah bekerja sebagai salah satu Staf di Kantor Keluarga Berencana (KB) ini mengatakan menjabat sebagai Lurah merupakan sebagai kepanjangan tangan dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
"Saya juga kan berdasarkan SK memimpin di sini. Saya Lurah di sini, tugas saya membantu warga sebagai kepanjangan tangan Gubernur dan Wakil Gubernur. Tolong dipilah, saya ini bukan kepala desa. Di sini bukan asal di taro orang juga. Dalam hal ini penempatan ini BKD tak sembarangan menaro orang," tegas Susan. (Ary/Ism)