Pemilihan Gubernur Jawa Timur sudah dilaksanakan. Sejumlah Quick Count menyatakan pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf sebagai pemenang. Namun pengawalan terhadap perhitungan manual harus tetap dikawal sebagai bentuk demokrasi dan kejujuran Jawa Timur.
Hal ini disampaikan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Timur Sufianto. Ia mengatakan, Pilkada Jatim harus benar-benar demokratis. Jadi bagi siapa saja yang mempunyai kepentingan politik dan merusak nilai, jangan harap untuk menginjakkan kakinya di sini.
"Ini demokrasi Jawa Timur, yang lain silakan nonton saja. Sekarang tugas kita adalah mengawal perhitungan suara secara manual agar tidak terjadi kecurangan," tegas Sufi, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (30/8/2013).
Menurut Sufianto, Pilkada Jatim dianggap seksi karena menjadi sorotan banyak orang. Namun masalahnya ada sejumlah orang yang punya kepentingan dengan pesta demokrasi ini.
"Seksinya pemilukada Jatim, maka akan banyak mengundang orang-orang di luar Jatim yang bermaksud mengamankan masing-masing calon demi kepentingannya," jelas Sufianto.
Jadi, jelas Sufianto, setiap kepentingan yang bisa merubah dasar Demokrasi, lebih baik diam. Dan mencobalah untuk menonton sampai ada hasilnya.
"Jadi saya tegaskan. Selangkah lagi Pemilukada. Sudah tinggal selangkah lagi. Jadijangan dirusak hanya oleh kepentingan-kepentingan luar," tutup Sufianto. (Riz)
Seksinya Pilkada Jatim
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sufianto menilai Pilkada Jatim itu seksi.
Advertisement