Sukses

Pengamat: 4 Tokoh Mundur, Konvensi Demokrat Tak Lagi Menarik

Ini menandakan bahwa tokoh-tokoh eksternal Partai Demokrat yang mengikuti konvensi terlalu tinggi resistensi politiknya.

4 Tokoh menyatakan menolak mengikuti Konvensi Capres Partai Demokrat. Mereka yakni mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, mantan Gubernur Jateng dari PDIP Rustriningsih, dan CEO Lion Air Rusdi Kirana. Apakah ini berarti konvensi partai Susilo Bambang Yudhoyono itu tak lagi menarik?

"Konvensi Capres Demokrat kurang menarik bagi calon eksternal," kata pakar komunikasi politik dari Universitas Mercu Buana, Heri Budianto dalam perbincangan dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (20/8/2013).

Memang, kata Heri, alasan keempat tokoh itu beragam. Namun, menurut Heri, ini menandakan tokoh-tokoh eksternal Partai Demokrat yang mengikuti konvensi terlalu tinggi resistensi politiknya.

"JK dari awal memang saya nilai sulit untuk mengikuti konvensi, karena selain mantan Ketua Umum Golkar dan kader Senior Golkar, JK kurang pantas disandingkan dengan tokoh-tokoh lain yang ikut karena pengalaman dan track record JK di pemerintahan," terang Heri.

Kemunduran Mahfud dinilai sangat cerdas. Mahfud dinilai sangat berhati-hati atas aturan yang akan diterapkan bagi pemenang konvensi. Untuk Rustriningsih, Heri melihat ada warning dari PDIP agar Rustriningsih tak ikut konvensi. Terakhir, Rusdi Kirana yang menilai dirinya belum punya kompetensi dinilai tepat.

"Saya melihat Partai Demokrat yang mengundang tokoh-tokoh justru kurang selektif. Hanya mencari sensasi dengan mengundang dan hanya ingin kelihatan seperti perhelatan idol".

Heri menilai, mundurnya 4 tokoh itu menjadikan konvensi ini kurang menarik jika dilihat dari persaingan tokoh-tokoh yang ikut. Dengan begitu, Heri melihat hanya 4 tokoh yang bisa direspons positif oleh publik.

"Keempatnya yakni Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, dan mantan KSAD Jenderal TNI Purn Pramono Edhie Wibowo," tutur Heri. (Ism/Sss)