Safriani Kulsum, seorang guru honorer di Bima, Nusa Tenggara Barat, tewas ditembak menggunakan senjata rakitan. Saat itu dia tengah berada di tempat kos keponakannya di Mande, NTB. Namun nyawanya melayang saat seorang mahasiswa bernama Mulyadin juga berkunjung ke kos-kosan itu.
Mulyadin sempat membawa Safriani ke rumah sakit. Namun dia langsung kabur bersama senjata rakitannya setelah mengetahui guru tersebut sudah tidak bernyawa.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Sabtu (31/8/2013), jenazah Safriani dimakamkan siang tadi di pemakaman umum Kelurahan Dara, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat.
Hidup wanita 24 tahun ini berakhir setelah sebuah peluru menembus dadanya. Sementara keluarga tak kunjung menerima dengan kepergian korban yang begitu tragis.
Mulyadin yang melarikan diri akhirnya berhasil ditangkap. Namun dia diduga mendapatkan perlakuan berbeda karena merupakan keluarga anggota Polresta Bima. Sementara dua rekannya juga ditahan untuk dimintai keterangan. (Ndy/Mut)
Mulyadin sempat membawa Safriani ke rumah sakit. Namun dia langsung kabur bersama senjata rakitannya setelah mengetahui guru tersebut sudah tidak bernyawa.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Sabtu (31/8/2013), jenazah Safriani dimakamkan siang tadi di pemakaman umum Kelurahan Dara, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat.
Hidup wanita 24 tahun ini berakhir setelah sebuah peluru menembus dadanya. Sementara keluarga tak kunjung menerima dengan kepergian korban yang begitu tragis.
Mulyadin yang melarikan diri akhirnya berhasil ditangkap. Namun dia diduga mendapatkan perlakuan berbeda karena merupakan keluarga anggota Polresta Bima. Sementara dua rekannya juga ditahan untuk dimintai keterangan. (Ndy/Mut)