Kasus Aiptu Labora Sitorus, anggota Kepolisian Resor Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, yang tercatat memiliki transaksi mencapai Rp 5 miliar karena bisnis ilegalnya sempat menjadi perhatian. Gaya hidup aparat kepolisian pun disorot publik.
Karena itu, Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Oegroseno mengatakan akan memperkuat jajaran Pengamanan Internal (Paminal) Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum) Polri untuk mengawasi internal kepolisian, termasuk pengawasan harta kekayaan.
"Polisi ke depan harus dibuat Paminal. Jadi internalnya harus diperkuat. Dari 2012 ke sana sudah banyak masalah. Mudah-mudahan pemikiran saya, Propam dibidang Paminal ini harus diisi orang-orang pilihan, orang bersih," kata Oegroseno di Auditorium PTIK, Jakarta, Senin (2/9/2013).
Dia mencontohkan, jika ada seorang anggotanya berpangkat ajun komisaris polisi (AKP) dan mempunyai mobil mewah seperti Toyota Land Cruiser, harus segera diusut harta kekayaannya.
"Jadi begini, ada seorang AKP punya mobil Land Cruiser, dari mana ini mobil? Apakah dia punya showroom, kalau punya duitnya dari mana? Karena moral nomor satu. Kalau memang sudah kaya dari dulu baru masuk polisi dan hobi jadi polisi dan jadi pekerjaan, ya kita ingatkan jangan berpenampilan begitu," tambah Oegroseno
Jenderal polisi berbintang 3 itu pun bercerita tentang awal dirinya memulai karier sebagai aparat kepolisian. Dia menuturkan, sewaktu masih berpangkat letnan dua, dirinya hanya bepergian menggunakan sepeda motor.
"Dulu saya letnan dua di Jakarta, naik mobil saja malu. Karena memang tidak ada mobil. Tapi naik sepeda motor bangga. Saya punya letnan dua suruh saya pakai mobilnya, tapi saya tidak mau," tutur Oegroseno.
Mantan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabarhakam) Polri ini berharap para anggotanya yang masih baru meniti karier sebagai polisi lebih baik menggunakan sarana transportasi umum. Hal itu, lanjut Oegroseno, dilakukan agar aparat kepolisian bisa lebih dekat dengan masyarakat.
"Jadi saya ingatkan, kalau masih baru jadi polisi lebih baik naik bus kota, biar dekat sama msayarakat. Kalau naik mobil kan sendirian. Jadi komunikasi perlu dibangun. Kalau semuanya naik mobil, tidak ada komunikasi kalau disalip marah. Kalau naik bus disalip kan nggak ada yang marah," tutup Oegroseno. (Ado/Ein)
Karena itu, Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Oegroseno mengatakan akan memperkuat jajaran Pengamanan Internal (Paminal) Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum) Polri untuk mengawasi internal kepolisian, termasuk pengawasan harta kekayaan.
"Polisi ke depan harus dibuat Paminal. Jadi internalnya harus diperkuat. Dari 2012 ke sana sudah banyak masalah. Mudah-mudahan pemikiran saya, Propam dibidang Paminal ini harus diisi orang-orang pilihan, orang bersih," kata Oegroseno di Auditorium PTIK, Jakarta, Senin (2/9/2013).
Dia mencontohkan, jika ada seorang anggotanya berpangkat ajun komisaris polisi (AKP) dan mempunyai mobil mewah seperti Toyota Land Cruiser, harus segera diusut harta kekayaannya.
"Jadi begini, ada seorang AKP punya mobil Land Cruiser, dari mana ini mobil? Apakah dia punya showroom, kalau punya duitnya dari mana? Karena moral nomor satu. Kalau memang sudah kaya dari dulu baru masuk polisi dan hobi jadi polisi dan jadi pekerjaan, ya kita ingatkan jangan berpenampilan begitu," tambah Oegroseno
Jenderal polisi berbintang 3 itu pun bercerita tentang awal dirinya memulai karier sebagai aparat kepolisian. Dia menuturkan, sewaktu masih berpangkat letnan dua, dirinya hanya bepergian menggunakan sepeda motor.
"Dulu saya letnan dua di Jakarta, naik mobil saja malu. Karena memang tidak ada mobil. Tapi naik sepeda motor bangga. Saya punya letnan dua suruh saya pakai mobilnya, tapi saya tidak mau," tutur Oegroseno.
Mantan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabarhakam) Polri ini berharap para anggotanya yang masih baru meniti karier sebagai polisi lebih baik menggunakan sarana transportasi umum. Hal itu, lanjut Oegroseno, dilakukan agar aparat kepolisian bisa lebih dekat dengan masyarakat.
"Jadi saya ingatkan, kalau masih baru jadi polisi lebih baik naik bus kota, biar dekat sama msayarakat. Kalau naik mobil kan sendirian. Jadi komunikasi perlu dibangun. Kalau semuanya naik mobil, tidak ada komunikasi kalau disalip marah. Kalau naik bus disalip kan nggak ada yang marah," tutup Oegroseno. (Ado/Ein)