Sukses

[VIDEO] Kekeringan, Warga Grobogan Konsumsi Air Kotor

Musim kemarau membuat warga Gerobogan dan Sragen, Jawa Tengah, kelimpungan mencari air bersih.

Musim kemarau membuat warga Gerobogan dan Sragen, Jawa Tengah, kelimpungan mencari air bersih. Karena sulit memperoleh air layak konsumsi, warga di kedua daerah tersebut menggunakan air yang kotor untuk dipakai keperluan sehari-hari.

Liputan 6 SCTV, Rabu (4/9/2013) memberitakan, sudah hampir 2 bulan air Waduk Sanggeh di Kecamatan Toroh, Grobogan, menyusut drastis. Sebagian besar dasar waduk seluas 260 hektare itu nampak kering kerontang dan retak-retak.

Hanya bagian tengah waduk saja yang masih menyisakan air. Itupun kondisinya sangat kotor dan tidak layak konsumsi. Namun warga Desa Sanggeh dan Tambirejo tetap memanfaatkannya untuk kegiatan mandi, cuci, dan kakus atau MCK.

Sementara, warga di Desa Galeh, Kecamatan Tangen, Sragen, juga mulai kesulitan air bersih. Mereka harus berjalan susah payah dan berebut untuk mendapatkan air bersih. Akibat sumur mengering, warga desa harus mencari air yang berada di tengah sawah berjarak sekitar 6 kilometer. Belum lagi, harus bolak-balik mengambil air sebanyak 3 hingga 5 kali dalam sehari.

Namun, di Surabaya, Jawa Timur, kemarau justru membawa berkah. Petani blewah di Surabaya justru meraup untung. Tanaman yang disemai di tanah kering mebuahkan hasil. Satu buah blewah panenan mencapai 4 hingga 10 kilogram, dijual harga Rp 8 ribu perkilonya.

Keuntungan total hingga Rp 7, juta perhektarnya. Menanam buah blewah bisa dijadikan tanaman alternatif bagi petani saat musim kemarau seusai memanen padi. (Eks/Ary)