Getun Tri Aena, siswa kelas 5 SD Negeri 1 Clapar, Banjarnegara, Jawa Tengah ini telah mahir menyanyikan sejumlah lagu. Bahkan Getun juga piawai memainkan piano. Sekarang, Getun menjadi anggota inti grup musik sekolah.
Bagi teman-teman di sekolah, Getun menjadi inspirasi. Gadis yang tak memiliki kedua tangan itu merupakan satu murid terpintar dan berprestasi di sekolah. Bahkan, ia kerap meraih rangking 1 di kelas. Segudang prestasi dimiliki Getun.
Inilah kegiatan harian getun, anak ketiga pasangan Suwandi seorang buruh tani dan Sarinem penjual kue ini, selalu rajin belajar baik di rumah maupun di sekolahnya. Di Sekolah, cara menulis Getun jelas berbeda dengan rekan-rekan sekelas. Bukan berarti, Getun sulit meraih prestasi.
Kegigihan bocah yang lahir bulan Mei 2002 ini terlihat bukan hanya di sekolah. Di rumah Getun juga pantang dibantu. Meski memiliki kekurangan secara fisik, dia tetap dapat membantu kegiatan orangtuanya sehari-hari.
Hampir semua hal bisa dilakukan Getun secara mandiri. Mulai dari memotong sayur-mayur, sampai mengoperasikan telepon genggam, piano, hingga menyanyi.
Getun Bukan Lambang Penyesalan
Sang bunda, Sarinem kaget saat pertama kali melihat si buah hatinya lahir. Ia tak menyangka anak kesayanganya akan lahir seperti ini. Dalam bahasa Jawa, Getun berarti menyesal. Namun seiring perjalanan waktu seluruh keluarga mengakui. Sosok Getun tidaklah melambangkan penyesalan.
Sejak kecil, Getun menunjukkan sifat mampu berempati, menempatkan diri di posisi orang lain. Dia diejek malah balik bertanya kepada teman-temanya. Getun berharap bisa mengenyam bangku pendidikan hingga perguruan tinggi. (Rmn/Ism)
Bagi teman-teman di sekolah, Getun menjadi inspirasi. Gadis yang tak memiliki kedua tangan itu merupakan satu murid terpintar dan berprestasi di sekolah. Bahkan, ia kerap meraih rangking 1 di kelas. Segudang prestasi dimiliki Getun.
Inilah kegiatan harian getun, anak ketiga pasangan Suwandi seorang buruh tani dan Sarinem penjual kue ini, selalu rajin belajar baik di rumah maupun di sekolahnya. Di Sekolah, cara menulis Getun jelas berbeda dengan rekan-rekan sekelas. Bukan berarti, Getun sulit meraih prestasi.
Kegigihan bocah yang lahir bulan Mei 2002 ini terlihat bukan hanya di sekolah. Di rumah Getun juga pantang dibantu. Meski memiliki kekurangan secara fisik, dia tetap dapat membantu kegiatan orangtuanya sehari-hari.
Hampir semua hal bisa dilakukan Getun secara mandiri. Mulai dari memotong sayur-mayur, sampai mengoperasikan telepon genggam, piano, hingga menyanyi.
Getun Bukan Lambang Penyesalan
Sang bunda, Sarinem kaget saat pertama kali melihat si buah hatinya lahir. Ia tak menyangka anak kesayanganya akan lahir seperti ini. Dalam bahasa Jawa, Getun berarti menyesal. Namun seiring perjalanan waktu seluruh keluarga mengakui. Sosok Getun tidaklah melambangkan penyesalan.
Sejak kecil, Getun menunjukkan sifat mampu berempati, menempatkan diri di posisi orang lain. Dia diejek malah balik bertanya kepada teman-temanya. Getun berharap bisa mengenyam bangku pendidikan hingga perguruan tinggi. (Rmn/Ism)