Selain Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Front Pembela Islam (FPI), Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur menolak penyelenggaraan kontes kecantikan 'Miss World' yang digelar di Indonesia karena dinilai meresahkan masyarakat dengan menggelar aksi di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
"Kontes ini mengundang kritik dan penolakan masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Timur. Kami dengan tegas menolaknya, apalagi diselenggarakan di Indonesia," ujar Sekretaris Jenderal GUIB Jatim, Muhammad Yunus, di sela-sela aksi, Rabu (4/9/2013).
Mereka menilai ajang tersebut melanggar hak asasi manusia (HAM) dan sebagai bagian dari proyek imperialisme serta kapitalisme berbalut konstestasi dan eksploitasi terhadap perempuan.
Hal tersebut, lanjut dia, tidak sesuai dengan tradisi dan budaya serta tata kesusilaan bangsa dan negara RI yang berdasarkan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam aksinya, mereka mengajak masyarakat untuk peduli terhadap kehormatan dan martabat bangsa.
"Kami juga mendesak presiden memiliki tekad dan tegas menolak kontes ini, serta meminta pemerintah fokus menangani masalah sosial, ekonomi dan indeks pembangunan manusia," kata Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim itu.
Sejumlah ormas yang mengikuti aksi di antaranya, Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Hidayatullah, Perhimpunan Al-Irsyad, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Dewan Masjid Indonesia, Front Pembela Islam, Persatuan Islam, Persatuan Tarbiyah Islamiyah dan puluhan ormas lainnya.
Sementara itu, aksi serupa juga digelar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa Timur di depan Gedung DPRD Provinsi, Jalan Indrapura Surabaya.
Kedatangan massa HTI ditemui perwakilan Komisi E DPRD Jatim Nur Muhyiddin dan beberapa anggota lainnya. Selaku wakil rakyat, Nur Muhyiddin mengaku secara pribadi tidak setuju dengan penyelenggaraan 'Miss World' karena tidak sesuai kultur bangsa.
"Nanti akan kami bicarakan lagi dan kalau perlu Gubernur diajak menentukan sikap yang sama untuk disampaikan ke pusat," ujar legislator asal Partai Demokrat tersebut.
Ditolak MUI dan FPI
Sebelumnya MUI dan FPI menolak penyelenggaraan kontes kecantikan tersebut di Tanah Air. Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi MUI Sinansari Encip mengatakan, penolakan tersebut tetap dilakukan meski penyelenggara telah memberitahukan dihilangkannya sesi bikini dalam kegiatan itu.
Penolakan tersebut disebabkan kontes kecantikan Miss World selalu mengedepankan kecantikan wajah dan tubuh, serta menggunakan pakaian yang ketat.
Sedangkan Ketua FPI Habib Rizieq Shihab mengatakan penolakan kegiatan Miss World disebabkan sangat bertentangan dengan nilai-nilai keagamaan dan mengumbar aurat sehingga bisa menyebabkan maksiat. (Ant/Riz)
GUIB Juga Tolak Miss World
Selain MUI dan FPI, Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur juga menolak penyelenggaraan kontes kecantikan 'Miss World'.
Advertisement