Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berencana membangun rumah susun komersil di Kawasan Taman Hiburan Rakyat (THR) Lokasari. Walau kawasan tersebut dikenal sebagai kawasan 'remang-remang' , ia tak terlalu mempermasalahkan hal tersebut.
Ahok, sapaan Basuki, bahkan menantang pihak yang beranggapan demikian untuk membuktikan keberadaan praktik prostitusi di kawasan hiburan rakyat tersebut. "Sekarang mana buktinya ada lokalisasi, nggak ada lokalisasi di sana. Kalau dibilang terselubung, tempat pijit juga banyak terselubung. Hotel-hotel juga banyak terselubung," ujar Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Kamis (5/9/2013).
Menurut Ahok, banyaknya lokasi hiburan malam di kawasan tersebut tidak bisa menjadi alasan untuk membatalkan rencana pembangunan rusun. Justru, kata Ahok, dengan membangun rusun dapat menolong para pekerja di sana yang kebanyakan tinggal jauh dari tempatnya bekerja.
"Makanya saya bilang, kok nggak boleh tinggal di situ? Kalau ada pegawai-pegawai restoran kan kasihan juga dong, punya keluarga. Sekarang ada restoran ada hotel. Pegawainya tinggal di Bekasi. Kenapa nggak sediakan rumah tinggal di sana, supaya keluarganya di sana juga." katanya.
Bagi Ahok, walau kawasan hiburan malam identik dengan praktik prostitusi, namun tidak seluruh orang yang berada di sana seluruhnya tidak baik. Terlebih di sana juga juga banyak perumahan warga.
"Di sana banyak pemukiman loh, di sana juga banyak rumah. Saya saja main basket di sana, memangnnya kamu selalu anggap semua kawasan itu orang nggak benar semua?" heran Ahok.
Bila keberadaan praktik prostitusi di Lokasari benar-benar ada, apakah Ahok akan menertibkannya dan membatalkan pembangunan Rusun? "Mau geser bagaimana, nggak ada buktinya. Tanah Abang dibongkar juga tenang-tenang saja. Ini tergantung setoran kali ini, ya nggak? Hehehe," tukas Ahok. (Ary/Mut)
Ahok, sapaan Basuki, bahkan menantang pihak yang beranggapan demikian untuk membuktikan keberadaan praktik prostitusi di kawasan hiburan rakyat tersebut. "Sekarang mana buktinya ada lokalisasi, nggak ada lokalisasi di sana. Kalau dibilang terselubung, tempat pijit juga banyak terselubung. Hotel-hotel juga banyak terselubung," ujar Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Kamis (5/9/2013).
Menurut Ahok, banyaknya lokasi hiburan malam di kawasan tersebut tidak bisa menjadi alasan untuk membatalkan rencana pembangunan rusun. Justru, kata Ahok, dengan membangun rusun dapat menolong para pekerja di sana yang kebanyakan tinggal jauh dari tempatnya bekerja.
"Makanya saya bilang, kok nggak boleh tinggal di situ? Kalau ada pegawai-pegawai restoran kan kasihan juga dong, punya keluarga. Sekarang ada restoran ada hotel. Pegawainya tinggal di Bekasi. Kenapa nggak sediakan rumah tinggal di sana, supaya keluarganya di sana juga." katanya.
Bagi Ahok, walau kawasan hiburan malam identik dengan praktik prostitusi, namun tidak seluruh orang yang berada di sana seluruhnya tidak baik. Terlebih di sana juga juga banyak perumahan warga.
"Di sana banyak pemukiman loh, di sana juga banyak rumah. Saya saja main basket di sana, memangnnya kamu selalu anggap semua kawasan itu orang nggak benar semua?" heran Ahok.
Bila keberadaan praktik prostitusi di Lokasari benar-benar ada, apakah Ahok akan menertibkannya dan membatalkan pembangunan Rusun? "Mau geser bagaimana, nggak ada buktinya. Tanah Abang dibongkar juga tenang-tenang saja. Ini tergantung setoran kali ini, ya nggak? Hehehe," tukas Ahok. (Ary/Mut)