Indonesia Network Election Survey (INES) memaparkan hasil surveinya tentang kinerja pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Budiono hasil Pemilu 2009. Dalam temuan survei itu, tercatat ada 90,2 persen responden menyatakan pemerintahan SBY-Boediono adalah pemerintahan yang terkorup.
Â
"Dalam temuan survei ditemukan hampir 90,2 persen menyatakan pemerintahan SBY Boediono adalah pemerintahan terkorup, dan tidak pro rakyat sebesar 21,4 persen," kata Direktur Eksekutif INES Irwan Suhanto, dalam pemaparan hasil surveinya di TIM, Cikini, Jakarta, Kamis (5/9/2013).
"Selain itu, 68,4 persen masyarakat juga menilai pemerintahan SBY-Boediono lebih suka impor bahan pangan dibandingkan memproduksi lewat hasil pertanian sendiri," tambahnya.
Â
Irwan menjelaskan, dalam survei itu juga ditemukan sebanyak 78,9 persen responden menyatakan pemerintahan koalisi bentukan SBY tidak kompak dan saling menyerang. "Karena akibat adanya kasus korupsi yang menimpa kader-kader partai koalisi, seperti suap impor sapi, proyek Hambalang, dan Bank Century," terangnya
Survei dilakukan di 33 provinsi dengan jumlah sample 8280 responden. Meliputi 390 Kabupaten, 92 Kota, 600 Desa, 435 Kelurahan, dan margin of error sekitar 1,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Penarikan sample menggunakan metode stratified random sampling, diambil secara random atas dasar privinsi, proporsi desa kota, penghasilan dan jenis kelamin. Survei tersebut dilakukan pada 16 Agustus-30 Agustus 2013. (Ali)
Â
"Dalam temuan survei ditemukan hampir 90,2 persen menyatakan pemerintahan SBY Boediono adalah pemerintahan terkorup, dan tidak pro rakyat sebesar 21,4 persen," kata Direktur Eksekutif INES Irwan Suhanto, dalam pemaparan hasil surveinya di TIM, Cikini, Jakarta, Kamis (5/9/2013).
"Selain itu, 68,4 persen masyarakat juga menilai pemerintahan SBY-Boediono lebih suka impor bahan pangan dibandingkan memproduksi lewat hasil pertanian sendiri," tambahnya.
Â
Irwan menjelaskan, dalam survei itu juga ditemukan sebanyak 78,9 persen responden menyatakan pemerintahan koalisi bentukan SBY tidak kompak dan saling menyerang. "Karena akibat adanya kasus korupsi yang menimpa kader-kader partai koalisi, seperti suap impor sapi, proyek Hambalang, dan Bank Century," terangnya
Survei dilakukan di 33 provinsi dengan jumlah sample 8280 responden. Meliputi 390 Kabupaten, 92 Kota, 600 Desa, 435 Kelurahan, dan margin of error sekitar 1,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Penarikan sample menggunakan metode stratified random sampling, diambil secara random atas dasar privinsi, proporsi desa kota, penghasilan dan jenis kelamin. Survei tersebut dilakukan pada 16 Agustus-30 Agustus 2013. (Ali)