Warga di Kecamatan Sidamukti dan angsana, Pandeglang, Banten, harus bertaruh nyawa demi mencapai daerah lain yang dipisahkan Sungai Ciliman.
Seperti tayangan Liputan 6 Siang SCTV, Selasa (10/9/2103), warga terpaksa melintasi Sungai Ciliman sedalam 5 meter lebih dengan perahu kayu. Ini terpaksa dijalani sebagian warga Desa Pasir Loa, Kecamatan Sidamukti, Pandeglang, Banten, saat pergi ke desa tetangga.
Sudah puluhan tahun, warga terpaksa menggunakan perahu kayu yang berbahaya karena ketiadaan jembatan penghubung.
Rasa was-was saat melintasi sungai menghantui warga. Karena kondisi air yang deras bisa meluap di musim penghujan dan kerap menghempaskan penumpang perahu hingga terseret arus.
Ada jalan darat, namun warga harus memutar sejauh 5 kilometer dan sulit dilalui kendaraan bermotor. Jelas menghambat warga yang akan berbelanja, apalagi yang sakit.
Ukuran perahu yang tak terlalu besar juga membuat antrean manusia, sepeda motor dan barang berat mengular. Meski sudah berlangsung puluhan tahun dan telah memakan korban jiwa, namun harapan warga agar pemerintah membangun jembatan penghubung tidak pernah terwujud hingga kini. (Rmn/Mut)
[VIDEO] Jembatan Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Bertaruh Nyawa
Warga di Kecamatan Sidamukti dan angsana, Pandeglang, Banten, harus bertaruh nyawa demi mencapai daerah lain yang dipisahkan Sungai Ciliman.
Advertisement