Lewat perannya sebagai Dr Henry Walton Jones, Jr atau Indiana Jones, Harrison Ford dikenal sebagai aktor Hollywood yang kerap berpetualang ke hutan-hutan mancanegara untuk mengungkap misteri. Dengan topi khas koboi, tali lasso dan senjata, Harrison berusaha menyelamatkan dunia dari tangan-tangan penguasa yang jahat.
Seperti dalam film Indiana Jones and the Temple of Doom (1984) yang mengambil cerita fiktif berlatar belakang tahun 1935. Dalam film itu Ford tampil dalam cerita yang menakutkan. Ahli arkeologi itu mencoba untuk menyelamatkan anak-anak yang diculik, dan mengambil sebuah batu Sankara dari sekte Thuggee yang haus darah. Film yang mberlangsung hampir seluruhnya di India itu pun membuat penonton harus menahan napas dengan aksi berani yang dipertontonkan Ford.
Tanpa gembar-gembor, Ford ternyata juga telah menjelajah jauh ke dalam hutan Indonesia dan menghirup udara Jakarta. Kedatangan Ford dan timnya ke Indonesia untuk membuat film dokumenter perubahan iklim berjudul "Years of Living Dangerously". Dokumenter yang diproduseri James Cameron dan Arnold Schwarzenegger itu bercerita soal perubahan iklim di Indonesia berlokasi di Taman Nasional Tesso Nillo, Riau dan juga di hutan di Kalimantan Tengah.
Selain observasi di hutan, Ford juga bertemu dengan sejumlah pejabat. Bintang berusia 71 tahun itu terlihat melakukan pengambilan gambar di kedai kopi di kawasan Jalan Sabang, Jakarta Pusat, Senin 2 September lalu. Ford yang mengenakan kemeja biru dan celana hitam melakukan wawancara dengan Ketua Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), Kuntoro Mangkusubroto.
Naik Meja
Sepekan kemudian, Ford datang ke Kantor kementrian Khutanan untuk bertemu dengan Menhut Zulkifli Hasan, Senin 9 September 2013 kemarin. Namun, Zulkifli mengaku kecewa dan mengeluhkan sikap aktor Hollywood itu saat wawancara dengannya terkait proyek pembuatan film dokumenter Ford. Bahkan, Ford terekam kamera CCTV (pengawas) naik ke atas meja saat menunggu bertemu dengan sang menteri.
"Mereka berada di ruang tamu VIP. Dari kamera CCTV terlihat beliau naik meja," kata Kepala Pusat Humas Kemenhut, Sumarto Suharno.
Meski demikian, Sumarto menambahkan saat di atas meja, Ford tidak melakukan aksi lompat-lompat. Menurutnya, hanya 3 orang di dalam ruangan itu yang tahu.
"Memang ada gerakan saat naik, semacam dialog dan melihat sesuatu. Posisinya memang menghadap pendingin ruangan (AC). Tapi saya tidak tahu apakah dia ingin udara yang lebih dingin. Jadi hanya mereka bertiga yang tahu," ujar Sumarto.
Sementara itu, Zulkifli kesal dengan sikap Ford yang terus menyerang dengan komentar pedas tanpa memberikan kesempatan kepada dirinya untuk menjelaskan penanganan kerusakan hutan di Indonesia dilakukan secara bertahap. Namun, jelas Zulkifli, Harrison malah ngotot menyalahkan dirinya.
"Dia bilang kenapa tak ditangkap? Anda duduk di sini enak-enak," ujar Zulkifli menirukan ucapan Ford.
Kebijakan untuk menindak perambah hutan, jelas Zulkifli, tidak lagi dengan kekerasan. Tapi dengan kesejahteraan seperti menyediakan lahan untuk usaha, agar para pelaku tidak lagi merambah hutan.
"Kita tidak bisa tangkap begitu saja, kita harus cari lahan pengganti. Dia (Harrison) sama sekali tidak terima. (Harrison bilang) karena ini taman nasional ya harus tegak hukum, kalau kamu biarkan itu, tambah hari hutan tambah rusak," papar Zulkifli.
Zulkifli menambahkan sebelum wawancara tidak ada diskusi terlebih dahulu bahan yang akan dibicarakan.
"Waktunya terbatas untuk menjelaskan saya hanya diberi kesempatan bicara satu-dua kalimat. Harusnya sebelum wawancara tadi, berdiskusi dulu. Walau pun beda pengertian tapi bisa saling memahami. Tadi, saya langsung di-make up dan akting diwawancara," kata Zulkifili yang juga politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Deportasi
Perseteruan Zulkifli dan Ford yang terekspos ke berbagai media itu menuai kecaman sejumlah pejabat Indonesia. Bahkan, Staf Khusus Presiden Andi Arief menyebut Harrison Ford perlu dideportasi.
"Tidak ada hak istimewa meski Ia aktor hebat, crew dan penghubungnya di Indonesia harus dimintai keterangan apa motifnya melecehkan kantor resmi negara. Bila perlu dideportasi," kata Andi Arief dalam status Facebook-nya.
Meski demikian, Direkorat Jenderal Imigrasi mengaku belum ada 'delik aduan' resmi tentang aksi Harrison Ford. Deportasi bisa dilakukan karena beberapa hal, salah satunya bila ada pelanggaran.
"Belum ada soal deportasi yang bersangkutan. Deportasi akan dilakukan bila ada pelanggaran, percakapan dan lain-lain," kata Kepala Bagian Humas dan Tata Usaha Ditjen Imigrasi Heriyanto.
Presiden
Setelah sempat tertunda karena kesibukan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersedia menerima Ford untuk diwawancarai film dokumenter mengenai lingkungan hidup. Bintang film Indiana Jones itu pun humble atau bersikap sopan saat minta kesediaan SBY untuk diwawancarai untuk mengetahui kebijakan pemerintah Indonesia dalam pengelolaan penanganan dan penyelamatan lingkungan.
"Mungkin juga karena kemarin ada pemberitaan media massa yang menyebutkan kalau sikap Harrison kurang pas lah begitu. Dan kini ada pernyataan Ford yang juga humble untuk minta kesediaan presiden untuk diwawancarai hari ini," jelas Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha.
Dalam pertemuan itu, SBY menjelaskan keseriusan Indonesia untuk melestarikan dan menyelamatkan lingkungan baik hutan maupun laut serta upaya mengatasi perubahan iklim kepada bintang utama Air Force One itu.
"Saya memang menyadari pada puncak krisis dulu setiap tahun ada 3,5 juta hektar deforestasi. Saya berjanji betul ingin mengurangi aksi deforestasi itu," kata Presiden SBY. (Adi)
Seperti dalam film Indiana Jones and the Temple of Doom (1984) yang mengambil cerita fiktif berlatar belakang tahun 1935. Dalam film itu Ford tampil dalam cerita yang menakutkan. Ahli arkeologi itu mencoba untuk menyelamatkan anak-anak yang diculik, dan mengambil sebuah batu Sankara dari sekte Thuggee yang haus darah. Film yang mberlangsung hampir seluruhnya di India itu pun membuat penonton harus menahan napas dengan aksi berani yang dipertontonkan Ford.
Tanpa gembar-gembor, Ford ternyata juga telah menjelajah jauh ke dalam hutan Indonesia dan menghirup udara Jakarta. Kedatangan Ford dan timnya ke Indonesia untuk membuat film dokumenter perubahan iklim berjudul "Years of Living Dangerously". Dokumenter yang diproduseri James Cameron dan Arnold Schwarzenegger itu bercerita soal perubahan iklim di Indonesia berlokasi di Taman Nasional Tesso Nillo, Riau dan juga di hutan di Kalimantan Tengah.
Selain observasi di hutan, Ford juga bertemu dengan sejumlah pejabat. Bintang berusia 71 tahun itu terlihat melakukan pengambilan gambar di kedai kopi di kawasan Jalan Sabang, Jakarta Pusat, Senin 2 September lalu. Ford yang mengenakan kemeja biru dan celana hitam melakukan wawancara dengan Ketua Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), Kuntoro Mangkusubroto.
Naik Meja
Sepekan kemudian, Ford datang ke Kantor kementrian Khutanan untuk bertemu dengan Menhut Zulkifli Hasan, Senin 9 September 2013 kemarin. Namun, Zulkifli mengaku kecewa dan mengeluhkan sikap aktor Hollywood itu saat wawancara dengannya terkait proyek pembuatan film dokumenter Ford. Bahkan, Ford terekam kamera CCTV (pengawas) naik ke atas meja saat menunggu bertemu dengan sang menteri.
"Mereka berada di ruang tamu VIP. Dari kamera CCTV terlihat beliau naik meja," kata Kepala Pusat Humas Kemenhut, Sumarto Suharno.
Meski demikian, Sumarto menambahkan saat di atas meja, Ford tidak melakukan aksi lompat-lompat. Menurutnya, hanya 3 orang di dalam ruangan itu yang tahu.
"Memang ada gerakan saat naik, semacam dialog dan melihat sesuatu. Posisinya memang menghadap pendingin ruangan (AC). Tapi saya tidak tahu apakah dia ingin udara yang lebih dingin. Jadi hanya mereka bertiga yang tahu," ujar Sumarto.
Sementara itu, Zulkifli kesal dengan sikap Ford yang terus menyerang dengan komentar pedas tanpa memberikan kesempatan kepada dirinya untuk menjelaskan penanganan kerusakan hutan di Indonesia dilakukan secara bertahap. Namun, jelas Zulkifli, Harrison malah ngotot menyalahkan dirinya.
"Dia bilang kenapa tak ditangkap? Anda duduk di sini enak-enak," ujar Zulkifli menirukan ucapan Ford.
Kebijakan untuk menindak perambah hutan, jelas Zulkifli, tidak lagi dengan kekerasan. Tapi dengan kesejahteraan seperti menyediakan lahan untuk usaha, agar para pelaku tidak lagi merambah hutan.
"Kita tidak bisa tangkap begitu saja, kita harus cari lahan pengganti. Dia (Harrison) sama sekali tidak terima. (Harrison bilang) karena ini taman nasional ya harus tegak hukum, kalau kamu biarkan itu, tambah hari hutan tambah rusak," papar Zulkifli.
Zulkifli menambahkan sebelum wawancara tidak ada diskusi terlebih dahulu bahan yang akan dibicarakan.
"Waktunya terbatas untuk menjelaskan saya hanya diberi kesempatan bicara satu-dua kalimat. Harusnya sebelum wawancara tadi, berdiskusi dulu. Walau pun beda pengertian tapi bisa saling memahami. Tadi, saya langsung di-make up dan akting diwawancara," kata Zulkifili yang juga politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Deportasi
Perseteruan Zulkifli dan Ford yang terekspos ke berbagai media itu menuai kecaman sejumlah pejabat Indonesia. Bahkan, Staf Khusus Presiden Andi Arief menyebut Harrison Ford perlu dideportasi.
"Tidak ada hak istimewa meski Ia aktor hebat, crew dan penghubungnya di Indonesia harus dimintai keterangan apa motifnya melecehkan kantor resmi negara. Bila perlu dideportasi," kata Andi Arief dalam status Facebook-nya.
Meski demikian, Direkorat Jenderal Imigrasi mengaku belum ada 'delik aduan' resmi tentang aksi Harrison Ford. Deportasi bisa dilakukan karena beberapa hal, salah satunya bila ada pelanggaran.
"Belum ada soal deportasi yang bersangkutan. Deportasi akan dilakukan bila ada pelanggaran, percakapan dan lain-lain," kata Kepala Bagian Humas dan Tata Usaha Ditjen Imigrasi Heriyanto.
Presiden
Setelah sempat tertunda karena kesibukan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersedia menerima Ford untuk diwawancarai film dokumenter mengenai lingkungan hidup. Bintang film Indiana Jones itu pun humble atau bersikap sopan saat minta kesediaan SBY untuk diwawancarai untuk mengetahui kebijakan pemerintah Indonesia dalam pengelolaan penanganan dan penyelamatan lingkungan.
"Mungkin juga karena kemarin ada pemberitaan media massa yang menyebutkan kalau sikap Harrison kurang pas lah begitu. Dan kini ada pernyataan Ford yang juga humble untuk minta kesediaan presiden untuk diwawancarai hari ini," jelas Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha.
Dalam pertemuan itu, SBY menjelaskan keseriusan Indonesia untuk melestarikan dan menyelamatkan lingkungan baik hutan maupun laut serta upaya mengatasi perubahan iklim kepada bintang utama Air Force One itu.
"Saya memang menyadari pada puncak krisis dulu setiap tahun ada 3,5 juta hektar deforestasi. Saya berjanji betul ingin mengurangi aksi deforestasi itu," kata Presiden SBY. (Adi)